Dailynesia.co – Upacara adat Papua memiliki beragam tradisi unik yang mencerminkan kekayaan budaya masyarakatnya.
Salah satu upacara yang paling terkenal dan sarat makna adalah upacara Bakar Batu.
Upacara ini bukan sekadar tradisi memasak, melainkan juga wujud syukur, kebersamaan, dan simbol persatuan bagi masyarakat Papua.
Upacara ini menunjukkan bagaimana masyarakat Papua menghargai kebersamaan, tradisi, dan nilai-nilai sosial yang mendalam.
Baca juga: Nelayan Bernama Asril Hilang di Perairan Pulau Putri Nongsa dan Belum Ditemukan Sampai Sekarang
Makna dan Asal Usul Bakar Batu
Dikutip dari UICI.ac.id, Upacara Bakar Batu merupakan salah satu bentuk rasa syukur masyarakat Papua terhadap beragam peristiwa bahagia dalam kehidupan mereka. Dalam tradisi ini, masyarakat berkumpul untuk melakukan ritual memasak bersama.
Proses memasak yang dilakukan bukan dengan cara biasa, melainkan dengan membakar batu hingga memanas, kemudian digunakan untuk memasak berbagai jenis makanan di atasnya.
Upacara ini memiliki beberapa nama yang berbeda di berbagai daerah di Papua. Misalnya, di Jayawijaya, upacara ini dikenal dengan nama Barapen, di Wamena disebut Kit Oba Isago, dan di
Paniai dikenal sebagai Mogo Gapil. Meskipun nama yang digunakan berbeda, esensi dari upacara ini tetap sama, yaitu sebagai bentuk rasa syukur dan kebersamaan.
Baca juga: Siapa Miliano Jonathans? Pesepakbola Liga Belanda Disebut Keturunan Depok
Pelaksanaan dan Simbolisme dalam Upacara Bakar Batu
Upacara Bakar Batu biasanya dilaksanakan oleh suku-suku pedalaman di Papua, seperti yang berada di Nabire, Lembah Baliem, Pegunungan Tengah, Paniai, Pegunungan Bintang, Yahukimo, dan Dekai.
Awalnya, upacara ini berfungsi sebagai pesta untuk membakar daging babi, yang menjadi simbol kemakmuran dan persatuan.
Namun, seiring dengan berkembangnya nilai-nilai toleransi dalam masyarakat Papua, kini daging yang dibakar tidak hanya terbatas pada babi.
Sapi, kambing, bahkan ayam juga sering digunakan sebagai alternatif, terutama dalam masyarakat yang ingin menghormati kepercayaan agama atau tradisi lain yang ada di sekitar mereka.
Upacara ini memiliki makna yang sangat dalam bagi masyarakat Papua. Selain sebagai wujud rasa syukur, Bakar Batu juga menjadi simbol kesederhanaan dan kebersamaan.
Nilai-nilai seperti persamaan hak, keadilan, ketulusan, kekompakan, kejujuran, dan keikhlasan sangat dijunjung tinggi dalam setiap pelaksanaan upacara ini.
Semua orang yang terlibat dalam upacara ini berperan aktif, baik dalam mempersiapkan batu yang akan dibakar, menyiapkan makanan, hingga dalam proses memasak itu sendiri.
Baca juga: Paralayang Kota Batu: Nikmati Panorama Taman Langit dari Udara!
Tahapan Pelaksanaan Bakar Batu
Proses upacara Bakar Batu diawali dengan persiapan batu-batu yang akan digunakan. Batu-batu ini dipilih dengan cermat dan dikumpulkan dalam jumlah yang cukup banyak. Setelah itu, batu-batu tersebut dibakar hingga mencapai suhu yang sangat panas.
Sementara batu sedang dipanaskan, masyarakat menyiapkan berbagai bahan makanan yang akan dimasak, seperti daging, sayuran, dan umbi-umbian.
Setelah batu-batu panas siap, batu-batu tersebut ditumpuk dalam lubang yang telah digali. Di atas batu-batu panas tersebut, makanan mulai disusun.
Lapisan batu dan makanan ini disusun secara bergantian hingga lubang tersebut penuh. Proses ini tidak hanya membutuhkan keahlian, tetapi juga kerjasama yang baik antaranggota masyarakat.
Setelah makanan disusun, semuanya ditutup dengan dedaunan dan dibiarkan hingga matang.
Proses memasak ini bisa memakan waktu beberapa jam, tergantung jumlah dan jenis makanan yang dimasak.
Setelah matang, makanan kemudian dibagikan kepada seluruh peserta upacara. Pembagian makanan ini dilakukan dengan adil, tanpa membedakan status sosial, sebagai simbol persamaan dan kebersamaan.
Upacara Bakar Batu bukan hanya sekadar tradisi memasak bersama, melainkan juga cerminan dari nilai-nilai luhur yang dipegang teguh oleh masyarakat Papua.
Dalam setiap pelaksanaannya, upacara ini menunjukkan betapa pentingnya rasa syukur, kebersamaan, dan kesederhanaan dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui upacara ini, masyarakat Papua tidak hanya merayakan kebahagiaan, tetapi juga mempererat ikatan sosial dan menjaga harmoni dalam kehidupan bersama.
Bakar Batu menjadi bukti nyata bahwa tradisi dan kebudayaan memiliki peran penting dalam membangun dan mempertahankan identitas suatu komunitas.