Dailynesia.co – Tahu Takwa, makanan khas Kota Kediri, Jawa Timur, memiliki daya tarik tersendiri yang membuatnya istimewa dibandingkan tahu lainnya.
Tahu yang terbuat dari kacang kedelai ini memiliki warna kuning cerah, tekstur padat namun lembut, serta kenyal yang tidak mudah hancur.
Keistimewaan ini tidak hanya terletak pada tampilannya, tetapi juga pada rasa gurihnya yang khas, hasil dari proses pembuatan yang berbeda dari tahu biasa.
Mari kita telusuri lebih dalam keunikan dan sejarah dari kuliner legendaris ini.
Baca juga: Indonesia Masih Dagang ke Israel, Nilai Ekspor Naik 21% di Bulan Juli 2024
Proses Pembuatan yang Unik
Keistimewaan tahu takwa dimulai dari pemilihan bahan baku hingga proses pembuatannya.
Langkah pertama adalah mencuci kacang kedelai hingga bersih, kemudian merendamnya selama tiga jam.
Setelah itu, kedelai direbus hingga matang menggunakan kayu bakar. Penggunaan kayu bakar ini memberikan aroma sedap yang khas pada tahu takwa, dikutip dari OSC.medcom.id.
Setelah direbus, hasil rebusan ini kemudian diberi cuka, yang berfungsi untuk memisahkan sari kedelai dari airnya.
Sari kedelai yang bertekstur lembut kemudian dimasukkan ke dalam cetakan yang telah dialasi kain, lalu dipress hingga padat.
Proses ini menghasilkan tahu yang padat namun tetap lembut. Selanjutnya, tahu yang telah dicetak dipotong-potong dan direbus kembali bersama rempah-rempah seperti kunyit, garam, dan bunga pekak kering.
Inilah yang memberikan warna kuning cerah pada tahu takwa dan menambah citarasa gurihnya.
Baca juga: Changi Singapore, Duduki Puncak Daftar Bandara Terbaik Dunia Versi CouponBirds
Sejarah Tahu Takwa
Menelusuri sejarah tahu takwa, kita akan kembali ke era pemerintahan Kaisar Kubilai Khan pada tahun 1292.
Menurut catatan sejarah yang diungkap oleh Suryatini N. Ganie dalam bukunya ‘Dapur Naga di Indonesia,’ tahu pertama kali dibawa ke Nusantara oleh tentara Kubilai Khan yang berlabuh di Kediri melalui Desa Jongbiru.
Desa ini diyakini sebagai tempat pertama kali tahu diperkenalkan di wilayah tersebut.
Jongbiru, sebuah desa di Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, merupakan pelabuhan pertama di Kediri yang menjadi pintu masuk berbagai pengaruh budaya, termasuk kuliner.
Pasukan Kubilai Khan yang membawa kacang kedelai untuk membuat tahu, menetap di kawasan ini dan memperkenalkan tahu kepada penduduk setempat.
Dari sinilah kemudian muncul berbagai alat pembuatan tahu yang terbuat dari kayu dan batu, yang hingga kini masih digunakan oleh beberapa perajin tahu di Kediri.
Baca juga: BRIN Buka 500 Formasi CPNS 2024, Ini Kriteria Lulusannya
Warisan Kuliner Kediri
Salah satu produsen tahu takwa yang legendaris di Kediri adalah Bahkacung, usaha yang dirintis oleh Lauw Soen Hoek sejak tahun 1912.
Berlokasi di Jalan Pattimura, usaha ini telah bertahan hingga tiga generasi dan kini dikelola oleh cucu Lauw Soen Hoek, Herman Budiono.
Meski telah berpindah lokasi ke Jalan Trunojoyo, kualitas dan cita rasa tahu takwa Bahkacung tetap terjaga.
Herman memastikan bahwa pembuatan tahu takwa di Bahkacung tetap menggunakan cara tradisional, dengan peralatan kayu dan batu yang dioperasikan secara manual.
Menurutnya, proses manual ini menghasilkan bubur kedelai yang tidak terlalu halus, sehingga menciptakan rasa tahu yang lebih gurih dan tekstur yang lebih kenyal.
Di Kediri, selain Bahkacung, kampung tahu Tinalan di Kecamatan Pesantren juga menjadi pusat produksi tahu takwa.
Di sini, beberapa perajin tahu masih mempertahankan cara tradisional dalam pembuatan tahu, menjaga warisan kuliner yang telah ada selama berabad-abad.
Baca juga: Heboh Panjat Pinang Hadiah Janda di Cianjur, Peserta Semangat
Kuliner Serbaguna
Tahu takwa tidak hanya dinikmati sebagai makanan ringan, tetapi juga bisa diolah menjadi berbagai hidangan.
Tahu ini bisa dijadikan isian sup, digoreng, atau ditumis dengan bahan lainnya. Kelezatan dan gizi yang terkandung dalam tahu takwa membuatnya cocok dikonsumsi oleh siapa saja, termasuk anak kos yang mencari makanan murah dan bergizi.
Tidak diragukan lagi, tahu takwa adalah salah satu warisan kuliner yang harus terus dijaga dan dilestarikan.
Keunikan proses pembuatannya, sejarah yang panjang, serta rasa yang tak tertandingi membuat tahu takwa menjadi ikon kuliner yang wajib dicoba saat berkunjung ke Kediri.