Dailynesia.co – Keputusan PDIP tak usung Anies Baswedan dalam Pilgub DKI Jakarta 2024 menjadi sorotan banyak pihak, terutama para pengamat politik.
Salah satu pengamat dari lembaga Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, menilai bahwa keputusan ini tidak lepas dari pertimbangan terkait pengaruh Istana dan manuver politik menjelang Pilpres 2029.
Baca juga: Pilih Kontrak Rumah Lebih Cuan Daripada Beli Rumah, Ini Alasannya
PDIP Tak Usung Anies, Ada Pengaruh Istana?
Agung Baskoro mengungkapkan bahwa keputusan PDIP untuk tidak mendukung Anies Baswedan bisa jadi terkait dengan kekhawatiran bahwa Anies akan kembali mencalonkan diri sebagai presiden pada Pilpres 2029.
“Anies berisiko menjadi lawan Prabowo di 2029 jika tetap mendapat panggung di Jakarta,” kata Agung.
Menurut Agung, jika Anies kembali terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta, ia akan memiliki modal politik yang kuat untuk maju dalam Pilpres 2029.
Hal ini dapat menimbulkan relasi yang negatif antara Istana dan PDIP, terutama jika Prabowo Subianto masih berada dalam lingkaran kekuasaan pada saat itu.
Baca juga: Formasi Prioritas PPPK 2024, Menpan RB Beri Kabar Gembira untuk Guru Non ASN
Kontroversi Internal PDIP Terhadap Anies
Selain faktor eksternal, Agung juga menyoroti adanya ketidakpastian di internal PDIP terkait pencalonan Anies.
“Masih ada ingatan kuat di kalangan internal PDIP tentang peristiwa Pilgub DKI 2017, di mana politik identitas sangat kental dan Anies menjadi salah satu aktornya,” jelas Agung.
Kenangan tersebut tampaknya masih membekas, sehingga PDIP memilih untuk tidak mendukung Anies dalam Pilgub kali ini.
Meski demikian, Agung melihat masih ada peluang kecil bagi Anies untuk maju, terutama jika PKB memutuskan untuk beralih mendukungnya dan meninggalkan Ridwan Kamil-Suswono.
Keputusan PDIP ini menambah kompleksitas dinamika politik menjelang Pilpres 2029, dan akan menarik untuk melihat bagaimana manuver politik selanjutnya, terutama dari kubu Anies Baswedan.