Dailynesia.co – Digitalisasi pendidikan menjadi salah satu pilar utama dalam menyiapkan sistem pendidikan Indonesia untuk memasuki era Revolusi Industri 4.0.
Dengan adanya program Digitalisasi Sekolah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berkomitmen untuk memperluas akses pendidikan berkualitas, khususnya di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan siswa dengan keterampilan yang relevan di zaman digital, dikutip dari kominfo.go.id.
Baca juga: Apa Itu Nama Domain? Tips Memilih Domain Yang Tepat 2024
Tujuan dan Implementasi Program Digitalisasi Sekolah
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, menekankan pentingnya digitalisasi dalam mendukung arahan Presiden Joko Widodo.
Presiden menginginkan agar perhatian khusus diberikan pada daerah 3T untuk mendapatkan fasilitas pendidikan yang memadai.
“Dua tahun yang lalu, Bapak Presiden Jokowi memberikan arahan supaya segera merealisasikan penggunaan TIK (teknologi informasi dan komunikasi) untuk mempercepat akses pelayanan pendidikan di wilayah-wilayah pinggiran,” ungkap Mendikbud Effendy.
Program ini dimulai dengan alokasi dana dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS), terdiri dari BOS Afirmasi dan BOS Kinerja.
Pada tahun 2019, Kemendikbud mengalokasikan dana sebesar Rp2,85 triliun untuk BOS Afirmasi yang ditujukan untuk sekolah di daerah tertinggal, dan Rp1,49 triliun untuk BOS Kinerja bagi sekolah dengan kinerja baik. Dana tersebut diatur melalui Peraturan Mendikbud Nomor 31 Tahun 2019.
Sebagai langkah awal, program ini menyasar 31.387 sekolah melalui BOS Afirmasi dan 5.987 sekolah melalui BOS Kinerja.
Selain itu, 1.753.000 siswa dari kelas VI, VII, dan X akan mendapatkan komputer tablet sebagai bagian dari inisiatif ini.
Mendikbud Effendy berharap program ini dapat diperluas pada tahun-tahun mendatang, “Tahun depan kalau bisa diperbanyak, bisa sepuluh kali lipat, dan kita ambilkan dananya bukan hanya dari BOS Afirmasi dan BOS Kinerja.”
Baca juga: Aktor Cocote Tonggo Menghadapi Tantangan Khusus Dengan Bahasa Jawa Mataram
Penerapan Teknologi dan Dukungan Infrastruktur
Program Digitalisasi Sekolah tidak hanya mencakup distribusi perangkat keras seperti tablet, tetapi juga melibatkan perbaikan infrastruktur.
Kemendikbud telah bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk penyediaan jaringan internet serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk menyediakan pembangkit listrik tenaga surya.
Ini memastikan bahwa setiap sekolah yang terlibat dalam program ini memiliki akses yang memadai untuk memanfaatkan teknologi yang diberikan.
Menurut Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Didik Suhardi, “Guru dan siswa makin mudah mengakses bahan ajar.
Guru, siswa kepala sekolah dan unsur pendidikan juga bisa mengaksesnya. Selain itu, komunitas guru bisa bekerja sama membuat materi bahan ajar digital.”
Program ini juga meluncurkan inisiatif pertama di Kabupaten Natuna pada September 2019, membagikan 1.142 tablet yang telah dilengkapi dengan buku elektronik dan aplikasi Rumah Belajar.
Baca juga: Paus Fransiskus Diagendakan Bertemu Jokowi dan Prabowo Dalam Kunjungan Ke Indonesia
Pengembangan Kompetensi Guru
Suksesnya program digitalisasi sekolah juga bergantung pada peningkatan kompetensi guru dalam teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
“Kunci berhasil atau tidaknya program digitalisasi sekolah ada pada guru,” kata Mendikbud Effendy.
Para guru diharapkan tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai penghubung antara siswa dengan sumber belajar digital yang tersedia.
Guru perlu terus belajar dan meningkatkan keterampilannya, baik secara mandiri maupun melalui pelatihan.
“Peran guru yang juga sangat penting adalah sebagai penjaga gawang informasi atau gate keeper,” tambah Mendikbud Effendy. Ini termasuk melindungi siswa dari informasi yang tidak relevan atau berbahaya.
Program Digitalisasi Sekolah merupakan langkah strategis dalam memperluas akses pendidikan berkualitas di Indonesia, terutama di daerah 3T.
Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, serta mendukung peningkatan kompetensi guru, diharapkan program ini dapat mempercepat perbaikan sistem pendidikan dan mempersiapkan siswa menghadapi tantangan era digital.
Kemendikbud berkomitmen untuk melanjutkan inisiatif ini dan mengoptimalkan manfaat dari digitalisasi dalam pendidikan.