Berita  

Roy Suryo Sindir Menkominfo Bela Gibran Terus, Padahal Fufufafa Gampang Sekali Diungkap!

Roy Suryo, pakar telematika yang terkenal tajam dalam menyuarakan kritiknya, kembali menyentil Menkominfo.

Menkominfo Bela Gibran
Menkominfo Bela Gibran/youtube

Dailynesia.co – Kelakukan mengherankan Menkominfo Bela Gibran lagi-lagi memicu reaksi keras dari publik.

Kasus akun Kaskus fufufafa, yang diduga dimiliki Gibran, semakin memanas dengan adanya pembelaan dari Menkominfo, Budi Arie Setiadi.

Meski publik mendesak agar identitas pemilik akun diungkap, Menkominfo tetap teguh membela Gibran, meski bukti jelas tampak di depan mata.

Baca juga: Virtual Reality dalam Pendidikan: Belajar Menjadi Lebih Menarik

Fufufafa: Sebuah Skandal yang Terus Menggantung

Menkominfo Bela Gibran
Menkominfo Bela Gibran/kabarterkini

Kasus akun Kaskus fufufafa menjadi perhatian publik karena serangkaian unggahan yang memicu kontroversi, terutama menjelang Pilpres 2024.

Akun ini, yang aktif sejak 2013 hingga 2019, seringkali menyinggung tokoh-tokoh politik dan bahkan melontarkan komentar tidak pantas kepada selebriti.

Publik menduga kuat akun tersebut milik Gibran, anak Presiden Joko Widodo, namun Menkominfo terus membantah hal ini dan menegaskan bahwa akun tersebut bukan milik Gibran.

Namun, kritik dari Roy Suryo mengemuka, menyebut bahwa Menkominfo terlalu cepat membela Gibran tanpa kajian yang matang.

“BAS (Budi Arie Setiadi) sebaiknya diam saja dan tidak banyak berkomentar, agar tidak tampak konyol,” ujar Roy.

Menurutnya, fakta di lapangan sangat jelas dan seharusnya mudah untuk diungkap. Sikap Menkominfo yang terus membela Gibran justru memperkeruh situasi dan membuat masyarakat semakin jengah.

Baca juga: Obat Jerawat Wayang Bahaya: Mitos atau Fakta?

Menkominfo Bela Gibran, Publik Geram

Menkominfo Bela Gibran
Menkominfo Bela Gibran/Era.id

Roy Suryo menilai, kasus ini sebenarnya sangat mudah diungkap, terlebih dengan teknologi forensik yang ada.

Menghapus ribuan unggahan lama hanya memberikan sinyal bahwa ada sesuatu yang sedang ditutupi.

Polisi, kata Roy, seharusnya dapat dengan mudah mengakses log server untuk melihat siapa yang mengoperasikan akun tersebut dalam sepekan terakhir.

Kegeraman publik semakin menjadi-jadi karena Kementerian Kominfo di bawah pimpinan Budi Arie Setiadi telah berulang kali gagal dalam menjalankan tugasnya.

Salah satu contoh adalah kebocoran data besar-besaran yang terjadi sebelumnya, yang membuat kredibilitas Menkominfo tercoreng.

Publik masih ingat betul bagaimana data sensitif warga negara bocor tanpa ada upaya penanganan yang memadai.

Ironisnya, saat Menkominfo sibuk membela anak presiden, publik dengan mudah dapat mengungkap beberapa fakta yang diabaikan oleh pemerintah.

Sejak insiden besar itu, warganet telah menyuarakan desakan agar Budi Arie mundur dari jabatannya karena dinilai tidak mampu menjaga keamanan data publik.

Kebocoran data yang terjadi di bawah kepemimpinannya memperlihatkan betapa lemahnya sistem pengamanan informasi negara.

Kini, bukannya fokus memperbaiki citra Kominfo yang hancur, Budi Arie malah terlihat lebih sibuk dengan skandal yang menurut publik hanya upaya melindungi kepentingan elit.

Baca juga: Cryptocurrency: Mata Uang Digital yang Mengubah Dunia

Roy Suryo: Seharusnya Gampang Sekali Diungkap!

Menkominfo Bela Gibran
Menkominfo Bela Gibran/Oposisi Cerdas

Dalam sebuah diskusi bersama pakar tata negara, Refly Harun, Roy Suryo kembali menegaskan bahwa kasus ini terlalu gampang untuk diabaikan.

“Polisi bisa langsung meminta server Kaskus untuk melihat data log dan menemukan siapa sebenarnya Fufufafa. Tapi yang terjadi justru pembelaan terus-menerus tanpa bukti yang kuat,” kata Roy.

Dengan bersuaranya menkominfo Bela Gibran telah membuat publik semakin geram. Seharusnya, Menkominfo lebih fokus pada isu-isu besar seperti perlindungan data warga negara, bukan sibuk mengurusi akun-akun yang jelas mudah diungkap.

Lalu, jika Gibran memang terbukti sebagai pemilik akun ini, padahal ia kini adalah Wakil Presiden terpilih, maka sungguh ironis nasib bangsa ini.

Bagaimana mungkin Indonesia dipimpin oleh seorang Wapres yang memiliki jejak digital seburuk akun fufufafa, yang isinya penuh hinaan dan komentar tidak pantas?

Pertanyaannya kini, sampai kapan publik harus menunggu keadilan ditegakkan?

Leave a Reply