Kecanduan Ekspor Wood Pellet Indonesia: Keuntungan Bertumpuk, Lingkungan Terpuruk!

Apakah kita akan terus membiarkan hutan kita hancur demi ekspor wood pellet yang merugikan? Di balik keuntungan sesaat, terdapat kerusakan lingkungan yang tak terbayangkan dan ancaman bagi masa depan kita.

Ekspor Wood Pellet Indonesia
Ekspor Wood Pellet Indonesia/forest watch indonesia

Dailynesia.co – Ekspor Wood Pellet Indonesia menjadi sorotan, terutama ketika praktik ilegal dan pengabaian terhadap lingkungan semakin marak.

Indonesia, negara yang kaya akan sumber daya alam, kini terjebak dalam kecanduan ekspor wood pellet.

Meskipun memberikan keuntungan ekonomi bagi sebagian korporasi, kebijakan ini justru menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius.

Baca juga: Berapa Harga Laminating Motor untuk Bagian Bodi? Jangan Lupa 3 Manfaatnya

Praktik Ilegal dan Deforestasi

Ekspor Wood Pellet Indonesia
Ekspor Wood Pellet Indonesia/forest watch indonesia

Koalisi Masyarakat Sipil #SaveGorontalo telah mengungkap praktik ilegal dalam ekspor wood pellet.

Di Gorontalo, proses transhipment kapal Indonesia ke kapal asing kian menjadi modus operandi untuk mengekspor wood pellet ke Korea Selatan dan Jepang.

Selama periode Oktober 2023 hingga Agustus 2024, ekspor wood pellet mencapai lebih dari 102 juta kilogram, dengan nilai total mencapai lebih dari 13 juta USD.

Namun, hal ini terjadi di tengah lemahnya pengawasan dan penegakan hukum yang memungkinkan eksploitasi sumber daya alam secara brutal.

Khususnya di Gorontalo, PT Biomassa Jaya Abadi mendominasi pasar dengan menguasai 80,4% dari total ekspor wood pellet.

Dikenal menggunakan kayu dari jenis Jambu-jambu dan Nyatoh, perusahaan ini menunjukkan bagaimana korporasi besar lebih mengutamakan keuntungan ekonomi daripada keberlanjutan lingkungan.

Deforestasi yang terjadi mengancam keanekaragaman hayati dan berkontribusi terhadap perubahan iklim.

Baca juga: Solusi Baru: Sistem Informasi Sekolah Berbasis Web untuk Pengelolaan Tanpa Batas

Kolonialisme Iklim dan Ketidakadilan Sosial

Ekspor Wood Pellet Indonesia
Ekspor Wood Pellet Indonesia/banthayo

Dalam konteks global, permintaan terhadap wood pellet terus meningkat, dipicu oleh kebijakan energi terbarukan di negara-negara maju seperti Uni Eropa, Jepang, dan Korea Selatan.

Namun, kolonialisme iklim muncul ketika negara-negara ini mengeksploitasi sumber daya alam negara berkembang untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.

Indonesia, yang baru saja merilis peraturan untuk mendorong pengembangan biomassa hingga 2040, berisiko jatuh ke dalam siklus eksploitasi yang tidak berkelanjutan.

Permasalahan ini diperparah oleh fakta bahwa industri wood pellet tidak hanya menimbulkan kerusakan lingkungan tetapi juga menciptakan ketidakadilan sosial.

Masyarakat lokal sering terpinggirkan oleh proyek-proyek besar ini, sementara keuntungan besar mengalir ke kantong korporasi.

Dalam kasus ekspor wood pellet, kebijakan yang ada lebih menguntungkan pemilik modal dibandingkan masyarakat yang sebenarnya berhak atas sumber daya alam mereka.

Baca juga: AstraZeneca untuk Ibu Menyusui: Lindungi Diri dan Si Kecil dengan Vaksin Ini!

Ekspor Wood Pellet Indonesia: Antara Potensi dan Tantangan

Tantangan untuk mengembangkan energi terbarukan yang adil dan berkelanjutan semakin mendesak.

Kebijakan pemerintah harus lebih mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan.

Dalam konteks Ekspor Wood Pellet Indonesia, penting untuk memperkuat regulasi, melakukan audit yang ketat, dan memastikan bahwa pengelolaan sumber daya alam tidak hanya menguntungkan korporasi tetapi juga menjaga hak-hak masyarakat lokal.

Dengan demikian, kita harus bertanya: Apakah keuntungan dari ekspor wood pellet sebanding dengan dampak negatif yang ditimbulkan? Kecanduan ini harus segera dihentikan, sebelum terlambat.

Keberlanjutan lingkungan dan keadilan sosial adalah hal yang tak dapat ditawar dalam setiap kebijakan yang diambil.

Keberhasilan kita dalam mengelola sumber daya alam akan menentukan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Leave a Reply