Dailynesia.co – Kapan Indonesia terbebas dari suhu panas? Pertanyaan ini semakin mendesak di tengah cuaca ekstrem yang dirasakan masyarakat.
Berdasarkan analisis BMKG, suhu panas disebabkan oleh faktor-faktor seperti siklon tropis, posisi matahari, dan kondisi atmosfer. Berikut prediksi kapan gelombang panas ini mungkin akan mereda.
Baca juga: Maarten Paes Raih Save of The Year, Ternyata Ada Andil Netizen Indonesia
Kondisi Suhu Panas di Indonesia: Faktor Penyebab Utama
Suhu panas yang melanda Indonesia pada akhir Oktober hingga awal November 2024 tidak hanya berdampak pada aktivitas sehari-hari, tetapi juga kesehatan masyarakat.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat suhu maksimum mencapai 38°C di beberapa wilayah, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), Majalengka, dan Semarang. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kondisi panas ini, antara lain:
Baca juga: Mengapa Minuman Fiber Lebih dari Sekadar Penurun Berat Badan? Temukan Manfaat Tersembunyi!
1. Pengaruh Siklon Tropis
Fenomena siklon tropis yang aktif, seperti Siklon Tropis Trami dan Kong-rey di belahan bumi utara, menarik kelembapan dari wilayah Indonesia.
Siklon tropis ini adalah sistem tekanan rendah yang terbentuk di atas perairan tropis yang hangat, dan menarik massa udara basah ke arah pusat badai, mengurangi pembentukan awan di Indonesia.
Akibatnya, intensitas sinar matahari yang mencapai permukaan bumi meningkat, kapan Indonesia terbebas dari suhu panas.
2. Posisi Matahari di Garis Khatulistiwa
Pada bulan Oktober, matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa, yang menciptakan radiasi matahari lebih intens di wilayah selatan Indonesia.
Ini menyebabkan suhu permukaan bumi meningkat secara signifikan, terutama di daerah yang minim tutupan awan dan vegetasi.
Di Pulau Jawa, kondisi ini diperburuk oleh efek rumah kaca yang dipicu polusi udara dan berkurangnya lahan hijau di kawasan perkotaan.
3. Minimnya Curah Hujan
Sebagian besar wilayah Indonesia saat ini masih berada pada musim kemarau, sehingga curah hujan yang rendah menyebabkan kelembapan udara dan tanah juga menurun.
Ketika kelembapan rendah, tanah lebih cepat menyerap panas, menciptakan efek “pemanggang” yang meningkatkan kapan Indonesia terbebas dari suhu panas lingkungan sekitar.
Baca juga: Alat Rumah Tangga yang Habis Makan Kagak Minum? 10 Tebak-tebakan Ice Breaking