Viral! Siswa SMA Dipaksa Sujud dan Menggonggong oleh Pengusaha Asal Surabaya: Arogansi yang Keterlaluan!

Kejadian mealukan di Surabaya saat seorang pengusaha memaksa siswa SMA untuk bersujud dan menggonggong viral di media sosial. Kasus ini memicu kemarahan publik karena arogansi yang tak dapat ditoleransi.

Siswa SMA Dipaksa Sujud dan Menggonggong
Siswa SMA Dipaksa Sujud dan Menggonggong/Akurat.co

Dailynesia.co – Siswa SMA dipaksa sujud dan menggonggong adalah sebuah peristiwa memalukan sekaligus memilukan terjadi di Surabaya ketika seorang siswa SMA dipaksa sujud dan menggonggong seperti anjing oleh seorang pengusaha ternama.

Kejadian yang terekam dalam video ini langsung viral di media sosial dan memicu kemarahan publik, menyoroti arogansi dan penyalahgunaan kekuasaan yang tidak dapat ditoleransi.

Di tengah semakin kuatnya gerakan anti-bullying dan kesadaran akan hak-hak siswa, insiden ini mengingatkan kita bahwa praktik intimidasi terhadap Siswa SMA dipaksa sujud dan menggonggong masih saja terjadi, bahkan di lingkungan yang seharusnya aman.

Baca juga: RI dan Australia Gelar Latihan Militer Bersama: Memperkuat Interoperabilitas?

Siswa SMA Dipaksa Sujud dan Menggonggong, Rekaman Viral di Media Sosial

Siswa SMA Dipaksa Sujud dan Menggonggong
Siswa SMA Dipaksa Sujud dan Menggonggong/Ipol.id

Insiden ini diawali ketika Ivan Sugianto, seorang pengusaha asal Surabaya, mendatangi SMA Kristen Gloria 2 dengan kemarahan yang memuncak.

Video yang diunggah di media sosial memperlihatkan Ivan memaksa seorang siswa bernama ET untuk meminta maaf dengan cara bersujud dan menggonggong.

Kejadian ini disaksikan oleh para siswa, staf sekolah, bahkan orang tua korban yang berusaha melindungi anaknya dari penghinaan tersebut.

Tidak hanya memaksa ET bersujud, Ivan mengeluarkan kata-kata kasar, seperti “Minta maaf, sujud, sujud, menggonggong!” yang memicu kemarahan banyak orang.

Baca juga: Susu Impor Bebas Pajak, Susu Lokal Tak Terserap: Kebijakan atau Pengkhianatan?

Latar Belakang Insiden Pengusaha Ivan Sugianto dan Ejekan “Poodle”

Awal mula permasalahan ini dilaporkan berakar dari ejekan ringan. Anak Ivan yang bersekolah di SMA Cita Hati Surabaya merasa tersinggung ketika ET bergurau menyebut rambut anak Ivan mirip “poodle.” Namun, ejekan sederhana ini dibalas secara tidak proporsional.

Ivan merasa martabat anaknya telah dihina dan memilih untuk turun tangan sendiri. Aksi arogan Ivan, yang melibatkan ancaman dan paksaan Siswa SMA dipaksa sujud dan menggonggong, semakin memperburuk keadaan, membuatnya harus berhadapan dengan hukum.

Baca juga: Ikut Latihan Perdana, Kevin Diks Optimis Jelang Laga Indonesia vs Jepang

Tanggapan Masyarakat dan Pihak Berwenang

Kejadian ini telah memicu respons keras dari masyarakat. Netizen dan figur publik mengecam keras tindakan Ivan, menilai perilakunya sebagai bentuk bullying yang tidak pantas dilakukan oleh orang dewasa.

Lex Wu, tokoh publik yang marah atas aksi Ivan, bahkan menantangnya secara terbuka di media sosial.

Tidak berhenti di situ, aksi ini memaksa pihak sekolah dan orang tua siswa untuk melibatkan kepolisian.

Ivan Sugianto kini dilaporkan ke Polrestabes Surabaya dan sedang menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya, Akmarawita Kadir, juga mengkritik tindakan Ivan, bahkan menyoroti ketakutan pihak sekolah dalam menghadapi arogansi tersebut.

Kepala sekolah yang seharusnya menjaga keselamatan siswanya malah terlihat membiarkan intimidasi ini terjadi.

Kadir juga menyebutkan bahwa meskipun ada upaya dari petugas keamanan sekolah untuk mencegah insiden ini, kejadian tersebut tetap tidak bisa dihindari.

Baca juga: Apakah 27 November 2024 Hari Libur Bertepatan Pilkada? Wamendagri Beri Usulan

Refleksi dan Kebutuhan akan Perlindungan Siswa dari Intimidasi

Siswa SMA Dipaksa Sujud dan Menggonggong
Siswa SMA Dipaksa Sujud dan Menggonggong/Viva jatim

Kasus ini menjadi pengingat penting tentang pentingnya perlindungan terhadap siswa dari berbagai bentuk kekerasan dan intimidasi.

Sekolah adalah tempat bagi siswa untuk belajar dan merasa aman, bukan arena bagi orang dewasa untuk melampiaskan amarah mereka.

Apa yang dilakukan Ivan terhadap ET tidak hanya merendahkan harga diri seorang siswa, tetapi juga menunjukkan betapa masih kurangnya kesadaran akan pentingnya hak-hak anak.

Penutup Insiden ini adalah potret nyata dari masalah serius yang masih terjadi di masyarakat, di mana kekuasaan dan pengaruh digunakan untuk merendahkan dan menekan mereka yang lebih lemah.

Kasus ini menuntut proses hukum yang transparan, dan masyarakat terus berharap agar para pemangku kebijakan memberikan hukuman yang setimpal kepada pelaku intimidasi seperti ini.

Ketika hukum ditegakkan, perlindungan anak seperti siswa SMA dipaksa sujud dan menggonggong dan martabat manusia dapat benar-benar terwujud di negara ini.

Leave a Reply