Misteri Pagar Laut 30 Km di Tangerang: JRP Klaim Pagar Laut untuk Nelayan, Tapi Kenapa Nelayan Malah Resah?

Jaringan Rakyat Pantura (JRP) mengklaim pagar ini dibuat demi mitigasi bencana, tapi nelayan mempertanyakan dampaknya. Apakah ini benar solusi atau justru masalah baru?

pagar laut 30 Km di Tangerang
pagar laut 30 Km di Tangerang/geti media

Dailynesia.co – Pembangunan pagar laut 30 Km di Tangerang menjadi isu panas. Di balik klaim Jaringan Rakyat Pantura (JRP) sebagai pihak yang membangun dengan tujuan melindungi nelayan, kenyataannya justru banyak pihak merasa resah.

Apa sebenarnya yang terjadi di balik proyek ini? Apakah ini benar untuk nelayan, atau ada kepentingan lain yang tersembunyi?

Baca juga: Apa Saja Keunggulan Minyak Makan Merah dalam Mendukung Gizi Anak?

Misteri Pagar Laut 30 Km di Tangerang: Apa yang Terjadi?

pagar laut 30 Km di Tangerang
pagar laut 30 Km di Tangerang/poros jakarta

Pagar laut misterius ini dibangun tanpa sosialisasi memadai, mencakup wilayah pesisir di 16 desa dan 6 kecamatan.

Nelayan yang sehari-hari bergantung pada perairan tersebut mengaku kaget dan resah dengan keberadaan pagar bambu setinggi 6 meter itu.

Menurut JRP, pagar laut 30 Km di Tangerang ini bertujuan mencegah abrasi dan mitigasi bencana tsunami. Namun, banyak nelayan mempertanyakan klaim ini.

Seorang nelayan setempat, Heru, menyebut bahwa desain pagar laut 30 Km di Tangerang tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi budidaya laut seperti kerang hijau atau kerapu, sehingga fungsinya diragukan.

Selain itu, tidak ada koordinasi atau dialog sebelumnya dengan warga pesisir. Heru bahkan menyatakan bahwa masyarakat merasa diabaikan, seolah proyek ini hanya untuk kepentingan segelintir pihak.

Baca juga: Cyrus Margono Dipanggil Patrick Kluivert? 2 Hal Ini Harus Dilakukan Eks Liga Yunani agar Berpotensi Masuk Skuad

JRP Klaim Edukasi Nelayan, Tapi Kenapa Proyek Ini Booming Tanpa Sosialisasi?

Koordinator JRP, Sandi Martapraja, membela diri bahwa pihaknya fokus pada langkah edukasi nelayan dan pendekatan strategis.

Namun, ia mengakui bahwa publikasi terkait kegiatan mereka masih minim, sehingga memunculkan spekulasi di masyarakat.

“Spekulasi itu sah-sah saja, tapi waktu akan membuktikan,” ujar Sandi. Ia juga menyebut bahwa pagar laut ini menjadi booming karena perhatian media, meskipun tujuan utamanya tetap untuk kepentingan nelayan.

Leave a Reply