Dailynesia.co – Kemunculan aplikasi e-commerce asal China, Aplikasi Temu Masuk RI, membawa kekhawatiran yang mendalam di kalangan pengusaha UMKM lokal.
Dengan model bisnis yang memungkinkan penjualan langsung dari pabrik ke konsumen, Temu menawarkan harga yang jauh lebih rendah dibandingkan platform lain.
Hal ini tidak hanya membuat persaingan menjadi tidak sehat, tetapi juga membuka peluang untuk menghancurkan ekosistem bisnis lokal yang berjuang untuk bertahan di pasar yang semakin kompetitif.
Baca juga: Nobar Indonesia vs Bahrain Jam Berapa? Cek Jadwal Laga Kualifikasi Piala Dunia 2026
Ancaman untuk UMKM Lokal
Keberadaan Aplikasi Temu di RI telah menciptakan ketakutan di kalangan pelaku UMKM.
Model bisnisnya yang langsung menjual barang dari pabrik ke konsumen memungkinkan harga barang yang dijual di platform ini jauh lebih murah.
Dengan harga yang sangat rendah, pelaku UMKM lokal yang tidak memiliki akses yang sama terhadap rantai pasok akan mengalami kesulitan bersaing.
Hal ini bisa berujung pada gulung tikarnya usaha kecil yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
UMKM adalah penyumbang besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan lapangan kerja di Indonesia.
Ketika platform seperti Temu masuk ke pasar, mereka memperparah ketidaksetaraan akses pasar, modal, dan teknologi.
Dengan skema direct-to-consumer, Temu memberikan keuntungan kepada konsumen dalam bentuk harga rendah, tetapi merugikan pelaku usaha lokal yang tidak mampu bersaing dalam hal harga dan efisiensi produksi.
Baca juga: 5 Tips Jitu Mengelola Database Sekolah agar Data Siswa Selalu Rapi dan Terorganisir