Untuk meyakinkan korban, JFH mengaku sebagai penyidik KPK dan menunjukkan dokumen palsu tersebut.
Mereka menggunakan aplikasi edit foto seperti Pixellab untuk membuat dokumen terlihat resmi.
Namun, upaya pemerasan ini gagal setelah tim kuasa hukum Haning melakukan pengecekan ke KPK dan menemukan bahwa dokumen tersebut palsu.
Baca juga: Komitmen PT Timah Terhadap Etika: Pemecatan Karyawan Viral di Media Sosial
ASN dan Komplotan Penipu Pegawai KPK Gadungan Terancam Hukuman Berat

Ketiga tersangka kini ditahan di Mapolres Metro Jakarta Pusat dan dijerat dengan Pasal 51 jo Pasal 35 UU ITE serta Pasal 263 KUHP. Ancaman hukuman yang mereka hadapi mencapai 12 tahun penjara.
Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat AKBP Muhammad Firdaus menjelaskan, meskipun ketiganya belum berhasil mendapatkan keuntungan finansial, tindakan mereka telah melanggar hukum.
“Mereka belum mendapatkan uang sepeser pun dari perbuatan pidana ini, tetapi modus yang mereka lakukan sangat merugikan dan merusak citra institusi KPK,” ujar Firdaus.
Kasus ini menjadi bukti bahwa upaya penipuan dengan mengatasnamakan institusi resmi seperti KPK masih marak terjadi.
Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan melakukan verifikasi terhadap setiap dokumen atau panggilan yang mengatasnamakan instansi resmi.
Dengan kerja sama antara masyarakat dan aparat penegak hukum, diharapkan kasus serupa dapat dicegah di masa depan.
ASN & Komplotan Penipu Pegawai KPK Gadungan Ditangkap bukan hanya menjadi pelajaran bagi pelaku kejahatan, tetapi juga pengingat bagi semua pihak untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap praktik-praktik penipuan yang semakin canggih.