Dailynesia.co – Program Petani Milenial Prabowo menawarkan harapan baru bagi generasi muda Indonesia dengan menjanjikan pendapatan hingga Rp 20 juta per bulan.
Inisiatif ini digagas untuk menarik minat anak muda terjun ke sektor pertanian, sekaligus menjawab tantangan regenerasi petani yang semakin menua.
Namun, bisakah gaji besar ini benar-benar menjadi solusi bagi masa depan pertanian Indonesia?
Baca juga: Doktrin Perang TNI Taktik Tempur Hadapi OPM, Mau Diubah Oleh Panglima TNI Jendral TNI Agus Subiyanto
Program Petani Milenial Prabowo: Apa yang Ditawarkan?

Program Petani Milenial Prabowo dirancang untuk menarik generasi muda dengan iming-iming pendapatan besar.
Menurut Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, program ini bukan sekadar gaji tetap, melainkan sistem pemberdayaan yang bergantung pada hasil panen dan produktivitas lahan.
Sebagai contoh, kelompok beranggotakan 15 orang yang mengelola lahan seluas 200 hektare bisa memperoleh pendapatan rata-rata Rp 15-20 juta per bulan.
“Dari olahan itu, 15 orang mengelola 200 hektare, maka pendapatannya setelah dihitung, hasil panen dan seterusnya, dikurangi beban biaya, itu 15 orang itu masing-masing sebulannya rata-rata dapat Rp 15 juta sampai Rp 20 juta,” jelas Sudaryono.
Program ini juga dilengkapi dengan sarana produksi pertanian, pelatihan, dan akses permodalan untuk memastikan keberhasilan petani milenial.
Baca juga: 3 Bansos Cair Februari 2025, Ada Bantuan Beras 10 Kilogram?
Tantangan Regenerasi Petani di Indonesia
Sektor pertanian Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar, yaitu menurunnya jumlah petani dan semakin menyusutnya lahan pertanian.
Sudaryono menyoroti bahwa mayoritas petani saat ini berusia lanjut, sementara generasi muda lebih memilih pekerjaan di luar sektor pertanian.
“Kalau kita bandingkan tahun 60-70-an, dulu lapangan pekerjaan tidak sebanyak sekarang. Artinya, orang zaman dulu tahunya pertanian,” ujarnya.
Selain itu, lahan pertanian tidak bertambah seiring pertumbuhan penduduk. Hal ini membuat regenerasi petani menjadi semakin mendesak.