Diskusi Diaspora Dibubarkan, Premanisme Dibiarkan Aparat: Skenario Siapa di Balik Layar?

Ada apa di balik pembubaran diskusi Diaspora yang melibatkan preman dan aparat yang diam?

Diskusi Diaspora Dibubarkan
Diskusi Diaspora Dibubarkan/rmol jabar

Pemerintah dan aparat harus bertanggung jawab untuk menjamin hak berpendapat setiap warga negara.

Premanisme yang dibiarkan hanya akan merusak fondasi demokrasi dan mengancam siapa saja yang ingin berpikir dan berbicara secara kritis.

Baca juga: Hifni Hasan Kritik STY Soal Naturalisasi yang Dinilai Kebanyakan, NOC Indonesia: Tidak Mewakili Organisasi

Di Mana Posisi Pemerintah?

Diskusi Diaspora Dibubarkan
Diskusi Diaspora Dibubarkan/Viva Siap

Apa yang kita saksikan dari pembiaran ini adalah gambaran rezim yang semakin surut dalam menghormati kebebasan dasar warganya.

Apakah ini cerminan dari sikap pemerintah yang tidak ingin adanya kritik terbuka?

Situasi ini menimbulkan pertanyaan besar: siapa yang sebenarnya diuntungkan dari pembubaran diskusi seperti ini?

Diskusi Diaspora dibubarkan, sementara premanisme dibiarkan tumbuh subur. Ini adalah ironi besar dalam negara yang mengaku sebagai demokrasi.

Baca juga: Program Studi Diploma Tiga Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nurul Hasanah Kutacane melaksanakan Praktik Klinik Kebidanan (PKK)

Diskusi Dibubarkan, Kebebasan Dipertaruhkan

Diskusi Diaspora dibubarkan secara brutal, dan aparat hanya diam. Demokrasi tidak boleh diartikan sebagai sebuah formalitas belaka yang diklaim oleh rezim penguasa.

Ketika diskusi terbuka dibungkam, itu adalah tanda bahwa kebebasan sipil sedang dihancurkan.

Siapa yang bertanggung jawab atas ini? Dan lebih penting lagi, sampai kapan kita akan diam melihat premanisme mengendalikan ruang publik kita?

Leave a Reply