Baca juga: Mengatasi Krisis Kesuburan: Pelajaran dari Kebijakan Pajak Korea Selatan
Kericuhan dan Tembakan Gas Air Mata

Fakta di balik demo pelajar Papua juga mencatat adanya kericuhan selama aksi berlangsung.
Massa pelajar sempat melempari aparat dengan batu, sementara polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan.
Kabag Ops Polres Jayawijaya, Ajun Komisaris Polisi Suparmanto, menjelaskan bahwa tembakan gas air mata dilakukan sebagai langkah pencegahan agar kericuhan tidak meluas.
Meskipun aksi ini sempat ricuh, para pelajar tetap bersikeras menyuarakan tuntutan mereka.
Mereka menolak dianggap sebagai kelompok yang hanya mencari keuntungan dari program MBG, melainkan ingin diperhatikan hak-hak dasar mereka sebagai warga negara.
Baca juga: Cara Dapat Kartu Disabilitas Pengguna KRL Commuterline, Baru Saja Diluncurkan
Tanggapan Pemerintah Atas Demonstrasi Ini
Fakta di balik demo pelajar Papua juga mencakup tanggapan dari pemerintah. Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menyatakan bahwa penolakan terhadap program MBG adalah hak setiap individu.
Namun, ia meminta agar aksi tersebut tidak menghalangi hak orang lain yang masih membutuhkan program ini.
Sementara itu, Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, enggan berkomentar lebih jauh. Menurutnya, penolakan ini sudah menyangkut masalah lain yang lebih kompleks di Papua.
“Ini masalahnya sudah lagi bukan masalah program Makan Bergizi, tapi sudah menyangkut masalah hal yang lainnya,” ujarnya.
Fakta di balik demo pelajar Papua menunjukkan bahwa aksi ini bukan sekadar penolakan terhadap program Makan Bergizi Gratis.
Para pelajar menuntut solusi jangka panjang berupa akses pendidikan dan kesehatan yang layak.
Pemerintah perlu mendengarkan suara mereka dan mengambil langkah konkret untuk memenuhi hak-hak dasar warga Papua.
Fakta di Balik Demo Pelajar Papua mengingatkan kita bahwa pembangunan manusia tidak bisa hanya mengandalkan program bantuan sesaat, tetapi membutuhkan komitmen serius untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan.