Flashback! Ekonomi Indonesia Turun dalam Setahun Dari Upper Middle ke Lower Middle? Hanya Covid atau Ada ada Faktor lain?

Data Bank Dunia yang menunjukan Ekonomi Indonesia Turun dalam Setahun dari upper middle income ke lower middle income menjadi hal perlu dikaji. Selain faktor pandemi Covid-19 yang sering disebutkan oleh pemerintah, factor lain juga berpengaruh pada kondisi ini. Penurunan ekonomi yang semakin terasa hingga tahun 2024 ini menunjukkan tanda-tanda krisis dan resesi yang perlu segera ditangani dengan kebijakan yang lebih efektif.

Ekonomi Indonesia Turun dalam Setahun
Ekonomi Indonesia Turun dalam Setahun/infopublik.id

Dailynesia.co – Pada 2020, Indonesia sempat diakui sebagai negara berpenghasilan menengah atas (upper middle income) oleh Bank Dunia, namun Ekonomi Indonesia Turun dalam Setahun kemudian yang kembali menjadikan negara berpenghasilan menengah ke bawah.

Penurunan ini jelas memicu pertanyaan kritis: apakah benar pandemi Covid-19 menjadi satu-satunya faktor penyebab?

Ataukah ada kebijakan yang salah yang membuat ekonomi Indonesia makin terpuruk?

Baca juga: Maarten Paes Tepis Tendangan Penalti Pemain Arab Saudi, Netizen: Menyala!

Ekonomi Indonesia Turun dalam Setahun: Realita atau Kesejahteraan Semu?

Ekonomi Indonesia Turun dalam Setahun
Ekonomi Indonesia Turun dalam Setahun/kemenko PMK

Ketika pandemi melanda, Indonesia menerima berbagai bantuan dari pemerintah yang mengalir deras ke masyarakat.

Bantuan ini membuat konsumsi masyarakat meningkat, dan ekonomi terlihat seolah-olah tumbuh.

Namun, apakah pertumbuhan tersebut nyata? Banyak yang berpendapat bahwa kenaikan status Indonesia sebagai negara upper middle income pada tahun 2020 adalah kesejahteraan semu.

Konsumsi meningkat karena bantuan, bukan karena peningkatan pendapatan nyata. Ketika bantuan berhenti, ekonomi yang rapuh terungkap, dan kelas menengah Indonesia kembali turun.

Pada kenyataannya, penurunan ini tidak hanya disebabkan oleh faktor eksternal seperti pandemi, tetapi juga dipengaruhi oleh kebijakan dalam negeri dan dinamika ekonomi global.

Salah satu faktor eksternal lainnya adalah kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) sejak Maret 2022.

Tujuannya adalah untuk mengerem laju inflasi di Amerika Serikat, namun dampaknya dirasakan secara global, termasuk Indonesia.

Orang-orang cenderung menyimpan uang mereka di bank, sehingga transaksi dan konsumsi menurun.

Pada Maret 2024, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) juga mencapai level yang cukup tinggi, yaitu 6%. Ini menandakan adanya risiko krisis ekonomi yang lebih dalam.

Leave a Reply