Baca juga: Berapa Harga Laminating Motor untuk Bagian Bodi? Jangan Lupa 3 Manfaatnya
Bisakah Prabowo Menyelamatkan?
Sebagai tokoh sentral dalam pemerintahan saat ini, Prabowo Subianto memiliki tanggung jawab besar untuk menjawab krisis ini.
Dengan posisi strategisnya, apakah ia mampu memimpin perubahan nyata dalam kebijakan pangan?
Janji Prabowo untuk melepaskan Indonesia dari “rezim impor” tampak semakin jauh dari kenyataan.
Mengandalkan impor beras jelas bukan solusi jangka panjang. Seperti disampaikan oleh Badan Pusat Statistik, angka impor terus meningkat, sementara produksi dalam negeri mengalami penurunan.
Hal ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara kebijakan pemerintah dan kondisi nyata di lapangan.
Baca juga: Solusi Baru: Sistem Informasi Sekolah Berbasis Web untuk Pengelolaan Tanpa Batas
Solusi atau Retorika?
Krisis pangan ini membutuhkan tindakan konkret, bukan sekadar retorika politik. Prabowo dan jajaran pemerintahan perlu mempercepat ekstensifikasi pertanian, meningkatkan produksi pangan lokal, dan menciptakan kebijakan yang mendukung petani.
Jika tidak, lonjakan impor beras hanya akan menjadi awal dari krisis pangan yang lebih besar.
Pada akhirnya, kebijakan impor beras 2024 yang meledak ini bukan hanya soal memenuhi kebutuhan pangan jangka pendek, tetapi menyangkut keberlanjutan pangan dan ketahanan nasional di masa depan.
Mampukah Prabowo menyelamatkan bangsa dari krisis ini, atau akan terjebak dalam lingkaran ketergantungan yang semakin dalam?
Kebijakan impor beras 2024 meledak menunjukkan kegagalan dalam menjaga ketahanan pangan.
Di tengah krisis ini, harapan tersisa ada pada kemampuan Prabowo dan pemerintah dalam menciptakan solusi nyata yang dapat menanggulangi ancaman krisis pangan di masa depan.