Dailynesia.co – Indonesia bungkam Uni Eropa di WTO atas tuduhan diskriminasi sawit dalam perdagangan biodiesel.
Putusan ini tidak hanya menguntungkan perekonomian nasional, tetapi juga menjadi simbol penting dalam perjuangan kedaulatan energi.
Bagaimana kemenangan ini dapat mengubah lanskap perdagangan global dan memperkuat posisi Indonesia bungkam Uni Eropa di WTO?
Baca juga: Moratorium Fakultas Kedokteran: Kebijakan Mendikti untuk Pendidikan yang Lebih Baik
Indonesia Bungkam Uni Eropa di WTO: Kemenangan Bersejarah
Indonesia berhasil membuktikan diskriminasi yang dilakukan Uni Eropa terhadap biodiesel berbasis sawit.
Dalam laporan Panel WTO yang dirilis Januari 2025, terungkap bahwa Uni Eropa memberikan perlakuan tidak adil terhadap sawit Indonesia, sementara produk serupa seperti rapeseed dan soybean dari negara lain mendapatkan keistimewaan.
Koordinasi yang kuat dari pemerintah dan diplomasi global yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto menjadi kunci kemenangan ini.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa kemenangan ini adalah bukti bahwa Indonesia mampu melawan proteksionisme berbasis dalih lingkungan yang sering dijadikan alasan oleh Uni Eropa.
“Dunia harus menerima biodiesel berbasis sawit kita,” ujar Airlangga.
Baca juga: Trump Usulkan Relokasi Warga Gaza ke Indonesia: Solusi atau Provokasi?
Dampak Kemenangan pada Kebijakan Energi dan EUDR
Putusan WTO ini memberikan momentum besar bagi pengembangan biodiesel di Indonesia.
Dengan kebijakan B40 dan B50 yang sudah direncanakan, Indonesia semakin dekat untuk mengurangi impor bahan bakar fosil dan mencapai kedaulatan energi.
Selain itu, kemenangan ini juga memberikan tekanan pada implementasi European Union Deforestation Regulation (EUDR), yang telah ditunda hingga akhir 2025
Airlangga Hartarto menyoroti bahwa kemenangan ini memberikan ruang bagi Indonesia untuk menantang kebijakan diskriminatif Uni Eropa lainnya, terutama dalam perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).
“Hambatan dalam negosiasi EU-CEPA harus segera dihilangkan dengan momentum ini,” ungkapnya.