Dailynesia.co – Integrasi AI di ITB menjadi langkah besar dalam upaya transformasi pendidikan yang ambisius.
Kebijakan ini, yang kini dalam tahap finalisasi, ditujukan untuk memastikan mahasiswa dan dosen dapat beradaptasi dengan teknologi yang kian mendominasi dunia.
Namun, muncul pertanyaan mendasar: apakah langkah ini akan benar-benar meningkatkan kualitas pendidikan atau sekadar menciptakan ilusi inovasi?
Potensi Kebijakan Integrasi AI
Kepala Subdirektorat Perancangan Teknologi dan Konten Pendidikan ITB, Allya Paramita Koesoema, mengungkapkan bahwa kebijakan ini akan mengintegrasikan AI dalam rencana belajar di berbagai fakultas dan sekolah.
Dengan pengawasan dari Satuan Tugas (Satgas) AI ITB, diharapkan integrasi ini dapat memberikan manfaat nyata bagi proses pembelajaran.
Misalnya, penggunaan AI diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mencapai tujuan akademis mereka tanpa menggantikan kemampuan dasar yang seharusnya dimiliki.
Namun, realitas di lapangan seringkali tidak sejalan dengan harapan. Dengan dorongan kuat untuk menggunakan AI.
Ada risiko bahwa mahasiswa akan lebih mengandalkan teknologi ini ketimbang mengasah kemampuan berpikir kritis dan analitis.
Integrasi AI di ITB harus benar-benar didukung dengan kebijakan yang memastikan bahwa teknologi ini hanya menjadi alat bantu, bukan pengganti.