Polisi juga membantah kabar adanya keterlibatan dua orang tak dikenal yang diduga membawa jeriken ke lokasi sebelum kebakaran.
Baca juga:Ingin Berhenti Merokok, Lakukan 3 Hal Ini Dijamin Bakal Tidak Kecanduan Rokok Lagi
Dampak dan Upaya Penanganan
Sebanyak 1.797 orang dari 607 keluarga terpaksa mengungsi akibat kebakaran ini. Pengungsian sementara didirikan di Mushola Al-Hasanah dan Masjid Baiturrahman, dengan prioritas anak-anak dan perempuan ditempatkan di tenda darurat yang dikelola Pemkot Jakarta Pusat.
Pemerintah memastikan ketersediaan kebutuhan pokok seperti makanan dan minuman bagi para korban.
Pemerintah, bersama instansi terkait seperti BPBD, Satpol PP, dan Dinas Sosial, telah mendirikan posko darurat dan tenda pengungsian.
Wali Kota Jakarta Pusat menegaskan bahwa prioritas utama saat ini adalah memastikan para korban mendapatkan makanan dan tempat berlindung yang memadai. Namun, masa depan para pengungsi tetap menjadi tanda tanya besar.
Kebakaran Kemayoran ludeskan 543 rumah, meninggalkan duka yang mendalam bagi ratusan keluarga.
Sementara pemerintah berpacu dengan waktu untuk memberikan bantuan darurat, masyarakat masih menanti kepastian penyebab kebakaran ini.
Tragedi ini seharusnya menjadi pengingat pentingnya langkah pencegahan kebakaran, terutama di kawasan padat penduduk.
Apakah bencana ini akan menjadi pelajaran bagi semua pihak, atau justru sekadar catatan pilu yang terlupakan?