Dailynesia.co – Pelantikan Donald Trump di Gedung Capitol menandai era baru bagi kebijakan gender di Amerika Serikat.
Dalam kebijakan ini, pemerintah hanya mengakui dua jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.
Kebijakan ini tidak hanya menimbulkan kontroversi, tetapi juga memicu reaksi luas dari masyarakat, termasuk para tokoh publik seperti Ariana Grande dan band rock Garbage.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai kebijakan ini, dampaknya, serta reaksi dari berbagai kalangan, dilansir dari Liputan6.com.
Kebijakan yang diterapkan oleh Donald Trump menyatakan bahwa jenis kelamin hanya akan diakui berdasarkan definisi biologis dan fisiologis.
Ini berarti dokumen federal, seperti paspor, tidak akan lagi memungkinkan perubahan penanda gender, yang sebelumnya diizinkan oleh pemerintahan Joe Biden.
Data menunjukkan bahwa sekitar 1,6 juta warga Amerika yang mengidentifikasi diri sebagai transgender akan terkena dampak dari kebijakan ini.
Tindakan ini jelas menunjukkan penolakan terhadap identitas transgender dan nonbiner.
Ariana Grande, penyanyi dan aktris yang dikenal sebagai pendukung hak-hak LGBTQ+, menanggapi kebijakan ini dengan nada tegas.
Dalam unggahannya di Instagram, ia menekankan bahwa “Orang queer dan trans sudah ada sebelum Donald Trump, dan mereka akan tetap ada setelah dia tiada.”
Pernyataan ini menunjukkan bahwa meskipun kebijakan tersebut diterapkan, identitas dan eksistensi komunitas queer tetap tidak akan terhapus.
Baca juga: Tragedi Longsor Pekalongan Menewaskan 22 Orang, 4 Hilang: Kronologi dan Fakta Tragis Lainnya
Reaksi dari Tokoh-Tokoh Publik
Tidak hanya Ariana Grande, band rock Garbage juga menunjukkan solidaritas terhadap komunitas LGBTQ+. Melalui Instagram, mereka menyatakan, “Orang queer, trans, dan nonbiner telah ada sejak awal zaman.