Banyak dari mereka yang merasa lebih baik mengalokasikan dana tersebut untuk kebutuhan lain, seperti membeli rumah atau melanjutkan pendidikan.
Dengan meningkatnya biaya hidup, menunda pernikahan atau menghindarinya sama sekali dianggap sebagai pilihan yang lebih praktis.
Baca juga: Karapan Sapi: Tradisi Unik dan Prestisius Masyarakat Madura
4. Ketidakpastian Ekonomi
Selain biaya yang tinggi, ketidakpastian ekonomi juga menjadi faktor yang signifikan. Gen Z tumbuh di tengah resesi ekonomi global dan ketidakstabilan pasar kerja.
Pengalaman ini membuat mereka lebih berhati-hati dalam membuat keputusan finansial besar, termasuk pernikahan.
Mereka lebih memilih untuk memastikan kestabilan finansial sebelum mempertimbangkan komitmen jangka panjang seperti pernikahan.
5. Prioritas pada Kesehatan Mental
Gen Z sangat sadar akan pentingnya kesehatan mental dan kesejahteraan pribadi. Mereka lebih terbuka untuk membicarakan masalah mental dan mencari bantuan profesional.
Kesehatan mental sering kali menjadi prioritas utama, dan banyak dari mereka yang merasa bahwa menunda pernikahan dapat membantu mereka fokus pada diri sendiri dan mengatasi stres atau kecemasan yang mereka hadapi.
Baca juga: Tips Sukses Turunkan Berat Badan, Lakukan Hal Ini!
6. Pengalaman Hubungan yang Buruk
Pengalaman pribadi juga mempengaruhi pandangan Gen Z terhadap pernikahan. Banyak dari mereka yang tumbuh dengan menyaksikan perceraian atau hubungan yang tidak sehat di sekitar mereka.
Pengalaman ini membuat mereka lebih berhati-hati dan skeptis terhadap pernikahan. Mereka lebih memilih untuk menunggu hingga benar-benar yakin dengan keputusan mereka.
Fenomena Gen Z tidak tertarik menikah mencerminkan perubahan besar dalam nilai dan prioritas sosial.
Fokus pada karier, tantangan ekonomi, dan kesejahteraan mental adalah beberapa alasan utama di balik keputusan mereka.
Dengan memahami alasan-alasan ini, kita dapat lebih menghargai pilihan yang mereka buat dan mendukung mereka dalam mencari kebahagiaan dan kesejahteraan mereka sendiri.