Dailynesia.co – Indonesia disarankan bergabung dengan BRICS dan OECD sebagai langkah strategis untuk meningkatkan posisi ekonomi dan diplomasi di kancah internasional.
Dalam konteks global yang semakin kompleks, di mana kekuatan ekonomi baru muncul dan dinamika geopolitik terus berubah, bergabung dengan dua forum ini dapat memberikan Indonesia akses yang lebih besar terhadap peluang investasi dan kerja sama internasional.
Menimbang Manfaat Ekonomi dan Diplomasi

Menurut ekonom dari Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, Indonesia disarankan bergabung dengan BRICS dan OECD secara bersamaan adalah langkah ideal untuk memperkuat profil internasional Indonesia dan meningkatkan daya tawar negara di panggung global.
Di antara Indonesia disarankan bergabung dengan BRICS , yang mencakup negara-negara berkembang seperti Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, Indonesia akan menjadi bagian dari kekuatan global yang secara kolektif menyumbang sekitar 35% produk domestik bruto (PDB) dunia.
Sementara itu, OECD, yang berbasis di Paris dan sebagian besar terdiri dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa, menyediakan ruang untuk berbagi pengetahuan kebijakan yang dapat mempercepat pembangunan ekonomi Indonesia.
Baca juga: Prediksi Jadwal Cair KJP Plus November 2024, Bantuan Bagi Siswa Jakarta
Kenapa Indonesia Disarankan Bergabung dengan BRICS dan OECD Sekaligus?

Indonesia berada pada posisi yang unik, di mana Indonesia disarankan bergabung dengan BRICS maupun OECD tidak akan menghalanginya untuk menjalankan kebijakan luar negeri bebas aktif.
Samirin menjelaskan bahwa tidak ada batasan formal yang mencegah Indonesia untuk menjadi anggota dari kedua forum tersebut.
“OECD dan BRICS bukanlah blok yang kaku; setiap anggotanya bebas menjalin kerja sama lintas forum,” jelasnya.
Artinya, Indonesia dapat merangkul baik negara-negara maju seperti AS dan Uni Eropa dalam OECD, serta negara-negara berkembang di BRICS, tanpa perlu memilih antara keduanya.
Keanggotaan di BRICS juga memungkinkan Indonesia untuk memperkuat solidaritas dengan negara-negara berkembang di kawasan global selatan, suatu langkah yang selaras dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk mengedepankan kemandirian dalam ketahanan pangan, keamanan energi, dan pengentasan kemiskinan.