Situasi ini menciptakan ketegangan dalam rumah tangga mereka. Marta tidak hanya merasa marah, tetapi juga kesal dengan keadaan yang membuatnya harus bertahan hidup dengan bantuan dari kakak ipar dan menjual perhiasan.
“Karena sekarang untuk membayar uang kuliah juga anak-anak,” tutur istri hakim. Dalam pernyataannya, terlihat jelas betapa beratnya beban yang harus mereka tanggung akibat kesalahan yang dilakukan oleh suaminya.
Baca juga: Rekam Jejak Patrick Kluivert: Akankah Sang Legenda Barcelona Mampu Menggantikan Shin Tae-yong?
Kesedihan yang Mendalam
Marta tidak hanya merasakan kemarahan, tetapi juga kesedihan yang mendalam. Saat menjelaskan saldo ATM-nya yang nol, ia tidak bisa menahan air mata. “Saya sampai marah sama bapak, ‘Gara-gara kau jadi begini’,” katanya.
Meskipun ia marah, ada rasa kasihan yang menghinggapi dirinya ketika memikirkan suaminya. “Tapi dalam hati kecil saya kasihan, kok bisa begini,” ujarnya. Ini menunjukkan kompleksitas emosi yang dialami Marta akibat situasi yang rumit ini.
Baca juga: Patrick Kluivert Pernah Latih Timnas? Riwayat Karir Manajerial Eks Barcelona Minim Prestasi
Proses Hukum yang Berlanjut Kisah Pilu Istri Hakim
Kasus suap ini melibatkan tiga hakim Pengadilan Negeri Surabaya yang didakwa menerima suap senilai Rp 1 miliar dan SGD 308 ribu.
Mereka terlibat dalam vonis bebas Ronald Tannur yang sebelumnya terjerat dalam kasus kematian kekasihnya, Dini Sera Afrianti.