Dailynesia.co – Kolaborasi NewJeans dan Indomie Memicu Kontroversi, terutama di Korea Selatan.
Hal ini dipicu penggunaan nama “Korean Ramyeon” dalam produk mie instan ini, yang disertai dengan endorse dari grup K-pop NewJeans, memunculkan pro dan kontra.
Apakah ini sekadar langkah cerdas untuk memperluas pasar global atau malah berpotensi merusak citra budaya lokal.
Berikut ini adalah analisis tentang bagaimana kolaborasi NewJeans dan Indomie ini mempengaruhi branding global dan persepsi budaya.
Baca juga: Prediksi Line Up Indonesia vs Jepang Kualifikasi Piala Dunia 2026, Kevin Diks Starter?
Kolaborasi NewJeans dan Indomie: Memperkenalkan “Korean Ramyeon”
Kolaborasi antara NewJeans dan Indomie dimulai dengan peluncuran varian baru dari mie instan legendaris asal Indonesia, yaitu “Korean Ramyeon”.
Produk ini menampilkan kemasan yang kental dengan nuansa Korea, baik dari penggunaan kata “Ramyeon” yang khas dengan bahasa Korea, hingga pilihan NewJeans sebagai brand ambassador yang merupakan girl group populer asal Korea Selatan.
Keputusan ini bertujuan untuk memperkenalkan Indomie ke pasar global, khususnya di Asia dan pasar internasional yang lebih luas.
Namun, tak disangka, langkah ini justru memicu kontroversi besar di kalangan publik Korea Selatan.
Beberapa pihak merasa bahwa label “Korean Ramyeon” dapat membingungkan konsumen, mengingat produk ini diproduksi oleh perusahaan Indonesia.
Kekhawatiran ini bahkan sampai melibatkan Kantor Kekayaan Intelektual Korea (KIPO), yang menyebutkan potensi kesalahan persepsi terkait asal produk ini.
Baca juga: Merinding! Anis Matta Serukan Aksi Nyata di KTT OKI, Ini 5 Usulan Penting untuk Palestina!
Branding Global yang Ambisius atau Penghinaan Budaya?
Kontroversi utama yang muncul adalah apakah strategi branding ini merupakan langkah globalisasi yang cerdas atau justru bentuk penghinaan terhadap budaya asli Korea.