Tekno  

Low-Code/No-Code: Solusi Pengembangan Aplikasi Tanpa Koding

Perbedaan Low-Code vs No-Code dan Manfaat Penggunaannya?

Low-Code/No-Code
Low-Code/No-Code (Outsystems)

Dailynesia.co – Dalam beberapa tahun terakhir, low-code/no-code (LCNC) telah menjadi solusi revolusioner bagi perusahaan yang ingin mengembangkan aplikasi dengan cepat tanpa harus terlibat dalam proses pengkodean yang rumit.

Sebelumnya, perusahaan hanya memiliki dua pilihan untuk membangun aplikasi: membeli aplikasi yang sudah jadi atau mengembangkan aplikasi dari awal menggunakan tim pengembang profesional.

Namun, dengan hadirnya LCNC, kini siapa pun dapat membuat aplikasi dengan lebih mudah dan efisien, dilansir dari Outsystems.

Baca juga: Manfaat Serum Glowing: Rahasia Kulit Cerah dan Sehat

Apa itu Low-Code/No-Code?

Low-code/no-code adalah pendekatan pengembangan aplikasi yang memanfaatkan antarmuka visual yang intuitif, sering kali menggunakan alat seret-dan-lepas (drag-and-drop).

Pendekatan ini mengurangi atau bahkan menghilangkan kebutuhan untuk menulis kode secara manual.

Low-code dan no-code memberikan fleksibilitas bagi perusahaan dalam menciptakan solusi digital yang diperlukan tanpa harus bergantung sepenuhnya pada tim pengembang yang berpengalaman.

Low-Code

Low-code adalah metode pengembangan yang meminimalkan penulisan kode manual, tetapi masih memerlukan pemahaman dasar tentang pemrograman.

Ini membuatnya ideal untuk pengembangan aplikasi yang lebih kompleks, di mana pengembang tetap membutuhkan keterampilan teknis untuk menambahkan fitur-fitur canggih.

Dengan low-code, pengembang dapat mempercepat proses pembangunan aplikasi dengan memanfaatkan komponen yang sudah ada dan menyesuaikannya sesuai kebutuhan bisnis.

No-Code

Berbeda dengan low-code, no-code memungkinkan pengguna non-teknis untuk membangun aplikasi tanpa menulis satu baris kode pun.

Metode ini dirancang untuk memudahkan siapa pun dalam organisasi, termasuk mereka yang tidak memiliki pengetahuan teknis, untuk mengembangkan aplikasi.

Dengan antarmuka yang intuitif, pengguna dapat menyusun aplikasi dengan cepat dan efisien tanpa keterlibatan tim IT yang mendalam.

Baca juga: Bahaya Obat Gynaecosid: Ancaman di Balik Aborsi Sembarangan

Perbedaan Low-Code vs No-Code

Perbedaan utama antara low-code dan no-code terletak pada tingkat keahlian pemrograman yang dibutuhkan.

Low-code masih membutuhkan sedikit keterampilan pemrograman untuk menangani aplikasi yang lebih kompleks, sedangkan no-code sepenuhnya dapat dioperasikan oleh pengguna non-teknis.

Ini memungkinkan lebih banyak orang dalam organisasi, seperti tim pemasaran atau operasional, untuk ikut serta dalam proses inovasi teknologi dengan menggunakan no-code.

Baca juga: Elon Musk Mau Gratiskan Internet Starlink di Indonesia dan Ini Persyaratannya

Pro-Code vs Low-Code/No-Code

Meskipun low-code/no-code menawarkan solusi yang efisien, pengembangan aplikasi tradisional dengan pro-code masih memegang peranan penting.

Pro-code memberikan fleksibilitas dan kontrol yang lebih besar dalam pengembangan aplikasi yang sangat kompleks dan spesifik.

Namun, untuk aplikasi yang tidak terlalu rumit atau dengan fitur yang umum, LCNC sering kali menjadi pilihan yang lebih efisien.

Baca juga: Jumlah Pelamar CPNS 2024 Nyaris Tembus 4 Juta, Seleksi Administrasi Sudah Bisa Diketahui

Manfaat Penggunaan Low-Code/No-Code

Penerapan low-code/no-code dalam bisnis menawarkan berbagai keuntungan, baik dari sisi waktu maupun biaya.

Berikut adalah beberapa manfaat utama yang bisa didapatkan dari penerapan LCNC:

1. Kemudahan Penggunaan

Pengguna tidak perlu membangun aplikasi dari nol, sehingga proses pengembangan menjadi lebih sederhana dan mudah diakses oleh berbagai departemen dalam organisasi.

2. Pengembangan Lebih Cepat

Dengan LCNC, aplikasi dapat dikembangkan jauh lebih cepat dibandingkan dengan metode pengembangan tradisional, memungkinkan perusahaan untuk merespons kebutuhan pasar dengan segera.

3. Peningkatan Otomatisasi

LCNC memungkinkan integrasi alur kerja otomatis dengan aturan pengambilan keputusan sederhana yang dapat diterapkan di berbagai sistem informasi, meningkatkan efisiensi operasional.

4. Biaya Lebih Rendah

Pengurangan waktu pengembangan juga menghemat sumber daya yang berharga. Biaya perawatan aplikasi juga lebih rendah karena pengembangan dan manajemen sistem menjadi lebih sederhana.

5. Integrasi Data yang Lebih Mudah

Platform LCNC memudahkan pengguna untuk mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data dengan cepat, memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik berdasarkan data yang akurat.

6. Agilitas yang Lebih Tinggi

Kemampuan untuk mengembangkan aplikasi dengan cepat memungkinkan bisnis untuk merespons perubahan pasar dan menguji ide baru tanpa risiko besar.

7. Pengalaman Pelanggan yang Lebih Baik

Aplikasi dapat diperbarui secara real-time berdasarkan umpan balik pelanggan, meningkatkan loyalitas dan kepuasan pengguna.

8. Keamanan yang Lebih Tinggi

Aplikasi yang dikembangkan secara internal dengan LCNC dapat meningkatkan keamanan data perusahaan dan mengurangi risiko serangan siber.

Baca juga: Data Breach Indonesia, Ini Penyebab dan Cara Cegah Kebocoran Data

Tantangan dan Solusi dalam Mengadopsi LCNC

Meski menawarkan banyak manfaat, low-code/no-code tidak terlepas dari tantangan. Salah satu risiko utama adalah munculnya proyek IT bayangan (shadow IT projects), di mana aplikasi dikembangkan tanpa sepengetahuan atau persetujuan dari tim IT. Hal ini bisa menimbulkan masalah tata kelola dan keamanan.

Untuk mengatasi tantangan ini, perusahaan perlu menerapkan langkah-langkah berikut:

  • Protokol Kepatuhan dan Tata Kelola: Pastikan bahwa setiap proyek LCNC mengikuti aturan dan kebijakan keamanan IT perusahaan.
  • Pelatihan yang Memadai: Lakukan pelatihan kepada karyawan agar mereka memahami cara menggunakan LCNC secara efektif.
  • Kolaborasi dengan Vendor: Bekerja sama dengan vendor LCNC untuk memastikan platform yang digunakan aman dan sesuai dengan kebutuhan bisnis.

Penggunaan low-code/no-code dalam pengembangan aplikasi semakin populer karena kemudahan dan kecepatannya.

Bisnis dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan merespons perubahan pasar dengan lebih cepat melalui LCNC.

Meski demikian, pengelolaan dan pengawasan yang baik tetap diperlukan untuk menghindari risiko seperti shadow IT.

Dengan mengadopsi strategi yang tepat, LCNC bisa menjadi alat penting dalam menciptakan inovasi yang cepat dan efektif di era digital ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *