Dailynesia.co – Mark Zuckerberg ungkap smartphone akan tergeser oleh inovasi teknologi yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya.
Dalam perkembangan pesat dunia digital saat ini, kacamata pintar berbasis augmented reality berpotensi menjadi pengganti ponsel yang selama ini mendominasi kehidupan sehari-hari.
Dengan wawasan yang mendalam tentang masa depan komunikasi dan interaksi, pendapat Mark Zuckerberg ungkap smartphone akan tergeser, membuka peluang bagi kita untuk mengeksplorasi cara baru dalam terhubung dengan dunia di sekitar kita.
Prediksi ini menimbulkan banyak pertanyaan dan juga memunculkan tantangan bagi kebijakan teknologi yang ada.
Baca juga: 4 Fitur Unik Google dan Manfaatnya, Pemula hingga SEO Manager Wajib Tahu
Mark Zuckerberg Ungkap Smartphone Akan Tergeser

Zuckerberg menjelaskan bahwa perangkat pintar seperti kacamata AR yang sedang dikembangkan oleh Meta akan menjadi platform komputasi besar berikutnya.
Teknologi ini, yang dikenal dengan nama Orion glasses, telah dikembangkan selama lebih dari satu dekade dan akan memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan layar holografis yang muncul langsung di bidang penglihatan mereka.
Pengguna tidak lagi harus melihat layar ponsel, tetapi cukup menggunakan suara, gerakan tangan, atau mata untuk mengendalikan dunia digital di sekitar mereka.
Namun, apakah teknologi ini benar-benar dapat menggantikan smartphone? Banyak yang skeptis, terutama karena masalah desain dan privasi.
Meski kacamata pintar telah diluncurkan, termasuk versi kolaborasi Meta dan Ray-Ban, perangkat ini masih dianggap kurang praktis oleh banyak orang.
Zuckerberg, bagaimanapun, tetap yakin bahwa dengan inovasi dan peningkatan teknologi, perangkat ini akan menjadi perangkat utama untuk berkomunikasi dan mengakses informasi.
Baca juga:
Tantangan Era Masa Depan
Pernyataan Mark Zuckerberg bahwa smartphone akan tergeser tentu membawa implikasi besar, terutama dalam hal kebijakan teknologi.
Satu masalah utama adalah privasi. Dengan kacamata pintar yang mampu merekam dan menganalisis informasi secara real-time, seperti mengenali wajah dan memindai data personal, risiko pelanggaran privasi menjadi lebih besar.
Saat ini, aturan privasi yang ada mungkin belum siap untuk menghadapi potensi penyalahgunaan dari teknologi yang se-invasif ini.
Banyak ahli teknologi juga mempertanyakan kesiapan publik untuk beralih ke teknologi AR secara masif.