“Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengatakan menu MBG harus memenuhi keamanan pangan,” tambah Epi.
Baca juga: 3 Prospek Kerja Lulusan Kehutanan, Punya Tugas dan Tanggung Jawab Mulia
Peran Ahli Gizi dalam Pelaksanaan Menu Protein
Dalam pelaksanaan program ini, keahlian ahli gizi sangat diperlukan. Mereka harus mampu menghitung kandungan gizi bahan makanan lokal agar sesuai dengan kebutuhan anak-anak.
Misalnya, di Halmahera, karbohidrat bisa berasal dari pisang rebus atau sagu, sementara di Papua, serangga atau ulat sagu pun diperbolehkan sebagai sumber menu protein.
Distribusi Susu Gratis
Epi juga menekankan bahwa tambahan susu gratis akan disalurkan secara bertahap, sesuai dengan ketersediaan produksi susu di daerah. Susu merupakan sumber kalsium dan protein yang penting untuk pertumbuhan anak.
Meskipun ada beberapa kendala pada tahap awal, seperti makanan kurang matang, BGN berkomitmen untuk terus memperbaiki sistem dan memantau distribusi MBG.
Edukasi dan Kesadaran Gizi
Diharapkan, program MBG tidak hanya meningkatkan status gizi anak-anak, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi yang baik. Edukasi mengenai pola makan sehat dan pemilihan bahan makanan yang tepat juga menjadi bagian integral dari program ini.
Kolaborasi untuk Masa Depan yang Sehat
Dengan semua langkah yang diambil, MBG berpotensi menjadi model bagi program-program gizi lainnya di Indonesia.
Keberhasilan program menu protein ini akan menjadi indikator penting dalam upaya mengurangi angka stunting dan malnutrisi di tanah air.
Mari kita dukung dan monitor pelaksanaan program menu protein ini agar tujuan besar dalam meningkatkan kesehatan anak-anak Indonesia dapat tercapai.