Setiap tahunnya, ribuan wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri, datang ke Gunung Bromo untuk menyaksikan kemeriahan dan keunikan upacara ini.
Kehadiran wisatawan memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal, terutama di sektor pariwisata dan perdagangan.
Wisatawan yang datang tidak hanya dapat menyaksikan prosesi upacara, tetapi juga menikmati keindahan alam Gunung Bromo yang menakjubkan.
Pemandangan matahari terbit dari puncak gunung menjadi salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu.
Selain itu, interaksi dengan masyarakat Suku Tengger memberikan pengalaman budaya yang autentik dan memperkaya pengetahuan tentang tradisi lokal.
Baca juga: Sensasi Pedas Mantap Bebek Bangkalan, Dijamin Ketagihan!
Pelestarian Budaya dan Tantangan Masa Depan
Pelestarian Upacara Kasada merupakan tanggung jawab bersama, baik oleh masyarakat Suku Tengger maupun pemerintah daerah.
Upaya pelestarian ini perlu terus didukung agar tradisi yang kaya akan nilai budaya dan spiritual ini tidak hilang tergerus oleh modernisasi.
Pendidikan dan kesadaran akan pentingnya budaya lokal harus terus ditanamkan, terutama kepada generasi muda.
Namun, tantangan tetap ada. Perubahan iklim dan peningkatan jumlah wisatawan dapat mempengaruhi keberlangsungan upacara ini.
Oleh karena itu, pengelolaan yang bijaksana dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan antara pelestarian budaya dan pengembangan pariwisata.
Upacara Kasada adalah salah satu contoh kebudayaan Indonesia yang selalu dilestarikan oleh masyarakat Suku Tengger.
Melalui upacara ini, mereka menunjukkan rasa syukur dan penghormatan kepada Gunung Bromo serta menjaga janji leluhur mereka.
Bagi para wisatawan, menyaksikan Upacara Kasada merupakan pengalaman yang tak terlupakan, memberikan wawasan tentang kekayaan budaya Indonesia yang beragam.
Pelestarian tradisi ini menjadi tanggung jawab bersama agar tetap terjaga dan diwariskan kepada generasi berikutnya.