Perjanjian Gencatan Senjata Israel-Hamas: Janji Damai atau Strategi Licik Israel Lagi?

Dunia kembali menyaksikan momen krusial dalam sejarah konflik Israel-Palestina. Perjanjian Gencatan Senjata Israel-Hamas memunculkan harapan baru, tetapi akankah ini benar-benar membawa perubahan, atau justru menjadi panggung manipulasi politik lainnya?

Perjanjian Gencatan Senjata Israel-Hamas.
Perjanjian Gencatan Senjata Israel-Hamas./minanews

Dailynesia.co – Dunia kembali menyaksikan momen krusial dalam sejarah konflik Israel-Palestina.

Perjanjian Gencatan Senjata Israel-Hamas memunculkan harapan baru, tetapi akankah ini benar-benar membawa perubahan, atau justru menjadi panggung manipulasi politik lainnya?

Ketika dunia mendengar kabar tentang Perjanjian Gencatan Senjata Israel-Hamas, harapan dan skeptisisme muncul bersamaan.

Konflik berkepanjangan antara Israel dan Hamas telah menelan banyak korban jiwa, baik dari sisi militer maupun warga sipil.

Apakah ini benar-benar langkah menuju perdamaian, atau sekadar strategi licik untuk memperkuat posisi?

Baca juga: Mengapa Donald Trump Menjadi Kunci dalam Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Gencatan Senjata: Upaya Akhiri 15 Bulan Perang Gaza

Perjanjian Gencatan Senjata Israel-Hamas.
Perjanjian Gencatan Senjata Israel-Hamas./CNN Indonesia

Setelah 15 bulan pertempuran yang mengakibatkan ribuan korban jiwa dan kerusakan parah di Gaza, kesepakatan gencatan senjata akhirnya tercapai.

Gencatan senjata ini dijadwalkan dimulai pada 19 Januari 2025, memberikan harapan baru bagi jutaan orang yang telah terdampak oleh kekerasan yang berlangsung begitu lama.

Kesepakatan ini difasilitasi oleh upaya mediasi internasional dari Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir yang berusaha meredakan ketegangan dan mengurangi krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza.

Perang yang berlangsung sejak Mei tahun lalu ini telah menyebabkan ribuan korban jiwa, termasuk anak-anak dan perempuan, serta menghancurkan infrastruktur di Gaza.

Situasi kemanusiaan di wilayah tersebut semakin memburuk akibat blokade yang memutus akses bantuan bagi warga sipil.

Dalam perjanjian gencatan senjata ini, kedua belah pihak sepakat untuk menghentikan serangan udara dan roket, memberikan waktu bagi komunitas internasional untuk menyalurkan bantuan darurat dan memulai proses rekonstruksi.

Langkah ini juga menjadi titik awal untuk pembicaraan damai lebih lanjut, meskipun masih dibayangi ketegangan dan ketidakpercayaan antara Israel dan kelompok bersenjata di Gaza.

Baca juga: Pemkab Garut Tambah Lahan Pangan Produktif, Seluas 371 Hektar Tahun 2025

Sejarah Pelanggaran Perjanjian: Akankah Israel Ingkar Lagi?

Sejak berdirinya Israel pada 1948, berbagai perjanjian damai telah disepakati. Sayangnya, banyak yang berujung pada pelanggaran.

Contoh nyata adalah Perjanjian Oslo yang disepakati pada 1993 dengan janji untuk mengakui hak Palestina.

Leave a Reply