“Tangki tersebut sedang dalam proses pembersihan sludge, yang merupakan bagian dari pemeliharaan berkala untuk memastikan keandalan operasional,” ujar Sunaryo.
Ia juga menjelaskan bahwa material di dalam tangki hanyalah sludge, bukan minyak mentah atau BBM.
“Tidak ada minyak di dalam tangki saat kejadian, hanya sludge yang menjadi sedimen,” tambahnya.
Pertamina mengklaim bahwa seluruh prosedur keselamatan, termasuk penggunaan alat pelindung diri (APD) dan pemantauan lingkungan, telah dijalankan secara ketat. Namun, kejadian ini tetap memicu pertanyaan tentang efektivitas manajemen risiko di kilang tersebut.
Baca juga: Penemuan Ikan Anglerfish di Pemukaan Laut Dekat Pulau Tenerife Spanyol Viral di Media Sosial
Pertanyaan tentang Manajemen Risiko

Meski Pertamina menyatakan bahwa insiden ini telah ditangani dengan baik, banyak pihak mempertanyakan manajemen risiko dan keselamatan di Kilang Cilacap. Beberapa pertanyaan yang muncul antara lain:
- Apakah prosedur pembersihan sludge sudah memenuhi standar keselamatan tertinggi?
- Sejauh mana Pertamina memastikan bahwa aktivitas pemeliharaan tidak membahayakan lingkungan sekitar?
- Apakah tim pemadam kebakaran kilang memiliki kapasitas dan peralatan yang memadai untuk menangani insiden serupa di masa depan?
Kejadian ini juga memicu kekhawatiran warga sekitar tentang potensi bahaya yang mungkin timbul dari aktivitas kilang.
“Kami khawatir dengan keamanan lingkungan sekitar. Pertamina harus lebih transparan dalam menginformasikan risiko aktivitas mereka,” ujar seorang warga Cilacap.
Tangki Kilang Pertamina Cilacap Diduga Terbakar menjadi pengingat betapa pentingnya manajemen risiko dan keselamatan dalam operasional kilang minyak.
Meski Pertamina telah memberikan klarifikasi dan memastikan bahwa insiden ini tidak berdampak serius, kejadian ini harus menjadi momentum untuk mengevaluasi dan meningkatkan standar keselamatan di seluruh fasilitas Pertamina.