Ancaman ini menambah ketegangan dengan sekutu AS di Timur Tengah, yang telah menolak rencana kontroversial Trump tersebut.
Baca juga: Bansos BPNT Februari 2025 Berpotensi Cair, Sudah Cek Saldo?
Masa Depan Gaza dan Nasib Pengungsi Palestina
Trump juga mengulangi rencananya untuk mengubah Gaza menjadi “Riviera Timur Tengah” dengan membangun permukiman baru bagi pengungsi Palestina di luar Gaza.
Ia menegaskan bahwa pengungsi tidak akan memiliki hak kembali ke Gaza, karena wilayah tersebut akan dibangun ulang sebagai “proyek pengembangan properti”.
Rencana ini ditolak keras oleh negara-negara Arab, termasuk Mesir dan Yordania, yang menegaskan komitmen mereka terhadap solusi dua negara dan hak pengungsi Palestina untuk kembali.
PBB juga mengkritik rencana Trump, menyebutnya sebagai bentuk pembersihan etnis yang melanggar hukum internasional.
Trump beri ultimatum ke Hamas sebelum Sabtu sebagai upaya untuk menekan kelompok tersebut agar membebaskan semua sandera.
Namun, ancaman ini berpotensi memicu kembali konflik bersenjata di Gaza, dengan konsekuensi yang tidak terduga bagi warga sipil dan stabilitas regional.
Masyarakat internasional menanti respons Hamas dan langkah-langkah selanjutnya dari Israel dan AS.
Apakah Hamas akan memenuhi tuntutan Trump, atau apakah “neraka” benar-benar akan terjadi?
Jawabannya akan menentukan masa depan Gaza dan upaya perdamaian di Timur Tengah.
