Semua orang yang terlibat dalam upacara ini berperan aktif, baik dalam mempersiapkan batu yang akan dibakar, menyiapkan makanan, hingga dalam proses memasak itu sendiri.
Baca juga: Paralayang Kota Batu: Nikmati Panorama Taman Langit dari Udara!
Tahapan Pelaksanaan Bakar Batu

Proses upacara Bakar Batu diawali dengan persiapan batu-batu yang akan digunakan. Batu-batu ini dipilih dengan cermat dan dikumpulkan dalam jumlah yang cukup banyak. Setelah itu, batu-batu tersebut dibakar hingga mencapai suhu yang sangat panas.
Sementara batu sedang dipanaskan, masyarakat menyiapkan berbagai bahan makanan yang akan dimasak, seperti daging, sayuran, dan umbi-umbian.
Setelah batu-batu panas siap, batu-batu tersebut ditumpuk dalam lubang yang telah digali. Di atas batu-batu panas tersebut, makanan mulai disusun.
Lapisan batu dan makanan ini disusun secara bergantian hingga lubang tersebut penuh. Proses ini tidak hanya membutuhkan keahlian, tetapi juga kerjasama yang baik antaranggota masyarakat.
Setelah makanan disusun, semuanya ditutup dengan dedaunan dan dibiarkan hingga matang.
Proses memasak ini bisa memakan waktu beberapa jam, tergantung jumlah dan jenis makanan yang dimasak.
Setelah matang, makanan kemudian dibagikan kepada seluruh peserta upacara. Pembagian makanan ini dilakukan dengan adil, tanpa membedakan status sosial, sebagai simbol persamaan dan kebersamaan.
Upacara Bakar Batu bukan hanya sekadar tradisi memasak bersama, melainkan juga cerminan dari nilai-nilai luhur yang dipegang teguh oleh masyarakat Papua.
Dalam setiap pelaksanaannya, upacara ini menunjukkan betapa pentingnya rasa syukur, kebersamaan, dan kesederhanaan dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui upacara ini, masyarakat Papua tidak hanya merayakan kebahagiaan, tetapi juga mempererat ikatan sosial dan menjaga harmoni dalam kehidupan bersama.
Bakar Batu menjadi bukti nyata bahwa tradisi dan kebudayaan memiliki peran penting dalam membangun dan mempertahankan identitas suatu komunitas.