Dailynesia.co – Papua dikenal dengan kekayaan budayanya yang beragam dan unik, salah satunya adalah upacara adat yang masih dijaga hingga kini oleh Suku Biak, yaitu upacara Wor.
Upacara Wor tidak hanya merupakan bagian dari tradisi yang diwariskan secara turun-temurun, tetapi juga mencerminkan kehidupan religius dan sosial masyarakat Suku Biak.
Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi lebih dalam mengenai upacara Wor, yang diyakini memiliki kekuatan untuk memberikan perlindungan bagi anggota keluarga yang melaksanakannya.
Baca juga: Ole Romeny Cetak Gol, Suporter Pesimis Striker FC Utrecht Mau Bela Timnas
Sejarah dan Makna Upacara Wor
Upacara Wor telah menjadi bagian integral dari kehidupan Suku Biak di Papua. Suku Biak, yang mendiami berbagai wilayah di Papua, memaknai Wor sebagai upacara adat yang sangat penting.
Ritual ini tidak hanya sekadar acara seremonial, tetapi juga memiliki makna religius yang mendalam.
Dalam pandangan Suku Biak, Wor adalah cara untuk berkomunikasi dengan penguasa alam semesta, memohon perlindungan dan berkat bagi kehidupan mereka, dikutip dari Bobo.ID – Grid.ID
Bagi masyarakat Biak, pelaksanaan upacara Wor merupakan suatu kewajiban, terutama bagi keluarga inti yang memiliki anak-anak.
Dalam tradisi Suku Biak, Wor dianggap sebagai upacara yang harus dilaksanakan untuk memastikan anak-anak mereka mendapatkan perlindungan dari kekuatan alam dan spiritual.
Upacara ini melibatkan seluruh kerabat dari pihak suami dan istri, menjadikannya sebagai peristiwa penting yang mempererat hubungan keluarga besar.
Baca juga: Viral Momen Ibu Vedderiq Leonardo Menangis Haru Anaknya Raih Emas Olimpiade
Perlindungan dan Transisi Hidup
Upacara Wor dipercaya memiliki kekuatan untuk melindungi seseorang pada setiap fase penting dalam kehidupannya.
Dalam budaya Suku Biak, kehidupan seseorang dipandang sebagai serangkaian siklus yang harus dijaga dan dilindungi.
Wor menjadi sarana untuk memohon perlindungan setiap kali ada peralihan siklus dalam hidup seseorang.
Salah satu aspek menarik dari upacara Wor adalah bahwa ritual ini dilakukan sejak seseorang masih berada dalam kandungan hingga dewasa dan bahkan setelah meninggal dunia.
Misalnya, ketika seorang ibu sedang mengandung, keluarga akan melaksanakan upacara Wor untuk memohon perlindungan bagi sang janin.
Setelah anak lahir, upacara ini kembali dilaksanakan untuk memohon keselamatan dan kesehatan bagi bayi tersebut.
Wor terus dilaksanakan pada setiap tahap penting dalam hidup, seperti saat anak mencapai usia dewasa, menikah, hingga akhir hayatnya.
Dalam pandangan Suku Biak, Wor tidak hanya berfungsi sebagai upacara adat, tetapi juga sebagai bentuk pengabdian kepada alam semesta dan leluhur mereka.