Dailynesia.co – Rupiah melemah ke Rp16.000 per USD, memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat dan pelaku ekonomi.
Penurunan nilai tukar ini bukan hanya sekadar angka, melainkan simbol dari tantangan besar yang sedang dihadapi perekonomian nasional.
Apakah ini sinyal krisis baru, atau sekadar ujian yang akan segera berlalu?Apa yang sebenarnya menyebabkan pelemahan ini?
Dan bagaimana dampaknya terhadap perekonomian Indonesia secara keseluruhan?
Baca juga: Hasil Akhir Indonesia vs Laos Dikomentari Pengamat Sepakbola Vietnam: Tak Ada yang Memprediksi
Penyebab Utama Rupiah Melemah ke Rp16.000 per USD

Depresiasi rupiah melemah ke Rp16.000 per USD disebabkan oleh kombinasi faktor eksternal dan internal.
Dari sisi global, inflasi produsen AS yang naik menjadi 3% tahun-ke-tahun dan ketegangan geopolitik telah memperkuat posisi dolar sebagai aset safe haven.
Menurut Ariston Tjendra, analis pasar uang, ketegangan di Timur Tengah serta ekspektasi kebijakan Federal Reserve turut menjadi katalis. Indeks dolar AS terus menguat, mencerminkan permintaan tinggi terhadap mata uang ini.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) telah melakukan intervensi rangkap tiga di pasar spot, forward, dan obligasi pemerintah.
Namun, langkah ini lebih berfokus pada mengurangi volatilitas, bukan menahan level tertentu.
BI memproyeksikan bahwa pelemahan rupiah masih dalam batas wajar, sejalan dengan mata uang Asia lainnya yang juga melemah.