Dailynesia.co – Penggunaan obat aborsi tanpa pengawasan dokter, termasuk obat Gynaecosid, dapat menimbulkan resiko serius.
Bahaya yang dihadapi bervariasi dari efek samping ringan seperti sakit kepala dan kram perut hingga komplikasi yang lebih parah seperti kerusakan organ reproduksi atau bahkan kematian.
Baca juga: Elon Musk Mau Gratiskan Internet Starlink di Indonesia dan Ini Persyaratannya
Fenomena Aborsi di Indonesia
Di Indonesia, aborsi pada umumnya dilarang oleh hukum, kecuali dalam keadaan darurat medis yang dapat membahayakan nyawa ibu atau janin, atau pada korban pemerkosaan.
Karena pembatasan hukum ini, banyak wanita yang menghadapi kehamilan tak diinginkan mencari cara alternatif yang tidak aman, seperti mengonsumsi obat Gynaecosid, dilansir dari Halodoc.com.
Salah satu contohnya adalah penggunaan obat Gynaecosid yang sering disalahgunakan untuk tujuan aborsi.
Namun, tanpa pengawasan medis, tindakan ini bisa sangat berbahaya dan mematikan, dikutip dari Halodoc.
Baca juga: Jumlah Pelamar CPNS 2024 Nyaris Tembus 4 Juta, Seleksi Administrasi Sudah Bisa Diketahui
Bahaya Penggunaan Obat Aborsi yang Dijual Bebas
Saat ini, banyak obat aborsi yang dijual secara ilegal tanpa resep dokter. Padahal, obat-obatan tersebut bukanlah produk yang dirancang khusus untuk aborsi. Misoprostol, misalnya, awalnya dirancang untuk mengobati tukak lambung.
Namun, diketahui obat Gynaecosid ini dapat merangsang kontraksi rahim dan meluruhkan dinding rahim, yang dapat berujung pada keguguran bila dikonsumsi oleh wanita hamil.
Misoprostol biasanya digunakan untuk aborsi pada usia kehamilan di bawah 12 minggu.
Dalam beberapa kasus, obat Gynaecosid ini dikombinasikan dengan mifepristone untuk memperkuat efek aborsi.
Namun, karena mifepristone sulit didapatkan dan harganya mahal, banyak orang yang hanya menggunakan misoprostol saja.
Penggunaan obat ini tanpa konsultasi dokter sangat berisiko, karena hanya tenaga medis yang mampu menentukan dosis yang tepat dan cara penggunaan yang aman.
Selain itu, dokter juga dapat memberikan panduan mengenai obat tambahan yang mungkin diperlukan untuk mengurangi efek samping, seperti kram atau perdarahan.
Dengan demikian, menggunakan obat aborsi tanpa pengawasan dokter, seperti Gynaecosid, meningkatkan risiko efek samping dan komplikasi serius.