Dailynesia.co – Setelah pandemi Covid-19 berlalu kemudian kembali normal lagi, biaya kesehatan di Indonesia mengalami kenaikan dan disebut mahal.
Hal itu terungkap dari pernyataan Wakil Menteri Kesehatan RI Prof Dante pada hari Jumat 31/05/2024 lalu.
Prof Dante menyebut, bahwa biaya kesehatan mahal tidak hanya terjadi di Indonesia saja, akan tetapi negara lain pun juga mengalami kejadian serupa.
Baca juga: 4 Asuransi Kesehatan Terbaik untuk Keluarga, Apa Saja?
Penyebab Biaya Kesehatan di Indonesia Mahal
Menurut Prof Dante, mengungkapkan biaya kesehatan di Indonesia mahal dipengaruhi oleh besaran biaya yang dikeluarkan untuk kesehatan. atau health expenditure
“Jadi, kita melakukan analisis berdasarkan Gross National Product (GNP) di sebuah negara dibandingkan dengan health expenditure, biaya yang dipakai untuk kesehatan,” Kata Prof. Dante hari Jumat 31/05/2024.
Ia juga menyebut, bahwa hampir semua negara memiliki Health Expenditure yang lebih tinggi dari pada Produk Domistik Bruto (GDP).
Atau dengan kata lain angka GDP memberikan indikator, bahwa inflasi kesehatan, biaya kesehatan akan lebih tinggi dibandingkan inflasi secara umum.
Naik turunnya angka GDP dipengaruhi berbagai faktor kemudian dalam perkembangannya angka GDP juga mengalami penurunan dengan health expenditure lebih rendah.
Negara saat ini yang mampu menurunkan health expenditure daripada PDB baru negara India dan Kuba.
Kondisi tersebut bisa terjadi, menurut Wamenkes karena adanya promosi dan preventif yang dilakukan negara tersebut.