Mereka menawarkan layanan Bed to Bed, yang memberikan kenyamanan bagi pasien dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya, dengan pengaturan medis yang lengkap.
Namun, apakah layanan ini benar-benar menjawab kebutuhan seluruh masyarakat?
Dengan biaya yang tinggi dan keterbatasan dalam jangkauan, hanya segelintir orang yang mampu mengakses layanan seperti ini.
Apakah benar solusi kesehatan ini efektif dalam skala nasional?
Tanpa adanya kebijakan yang lebih inklusif, layanan seperti Pesawat SOS hanya akan melayani sebagian kecil populasi, meninggalkan mayoritas yang masih terjebak dengan pilihan layanan yang lebih lambat dan terbatas.
Baca juga: Manfaat Serum Glowing: Rahasia Kulit Cerah dan Sehat
Evaluasi Layanan Penerbangan Medis
Melihat kebijakan layanan penerbangan medis ini, pemerintah perlu lebih kritis dalam mendorong kebijakan yang lebih inklusif.
Layanan Penerbangan Medis Pesawat SOS, meski memiliki keunggulan dalam kecepatan dan kualitas, juga memunculkan pertanyaan tentang siapa yang paling diuntungkan.
Seharusnya, layanan kesehatan darurat tidak hanya diukur dari kualitasnya, tetapi juga aksesibilitasnya.
Kebijakan pemerintah seharusnya tidak hanya berfokus pada layanan premium seperti ini, tetapi juga menciptakan sistem yang adil dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
Jika tidak, solusi yang ditawarkan hanya akan menjadi solusi bagi segelintir orang, bukan untuk masyarakat luas.
Baca juga: Bahaya Obat Gynaecosid: Ancaman di Balik Aborsi Sembarangan
Butuh Perubahan dalam Layanan Penerbangan Medis
Layanan Penerbangan Medis Pesawat SOS mungkin adalah solusi cepat dan nyaman bagi sebagian orang, tetapi pemerintah perlu memastikan bahwa layanan darurat medis dapat diakses oleh semua kalangan, tanpa memandang latar belakang ekonomi.
Layanan yang mahal dan eksklusif tidak bisa menjadi satu-satunya solusi. Inilah saatnya kita berpikir kritis tentang akses layanan medis darurat yang lebih merata dan berkeadilan.