Cryptocurrency: Mata Uang Digital yang Mengubah Dunia

Mengulik Sejarah Perkembangan Mata Uang Digital Cryptocurrency

Cryptocurrency: Mata Uang Digital yang Mengubah Dunia
Cryptocurrency: Mata Uang Digital yang Mengubah Dunia (Dig-watch)

Dailynesia.co – Cryptocurrency, atau mata uang kripto, telah menjadi topik hangat dalam beberapa tahun terakhir.

Dari Bitcoin hingga Ethereum, mata uang digital ini tidak hanya mengubah cara kita bertransaksi tetapi juga mempengaruhi berbagai aspek dari sektor keuangan dan teknologi.

Artikel ini membahas bagaimana cryptocurrency dan kecerdasan buatan (AI) berperan dalam mengubah lanskap keuangan global dan tantangan yang terkait.

Baca juga: Kotak Kosong Menang Lawan Paslon Tunggal, Daerah Dipimpin Penjabat (Pj) Sementara

Mengintegrasikan AI dalam Dunia Cryptocurrency

Di sektor keuangan, AI telah diadopsi untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan, dan cryptocurrency tidak terkecuali.

AI berfungsi sebagai kekuatan utama di balik berbagai aspek operasi mata uang kripto, termasuk bursa terdesentralisasi otomatis (DEX) dan sistem keamanan blockchain.

Teknologi AI memudahkan analisis pasar, prediksi tren, dan eksekusi perdagangan secara otomatis, yang memberikan keuntungan kompetitif bagi pedagang dan investor, dilansir dari Dig-watch.

Misalnya, algoritma pembelajaran mendalam dapat digunakan untuk menganalisis data pasar dan memberikan wawasan berharga untuk strategi perdagangan. Dalam penambangan mata uang kripto,

AI membantu mengoptimalkan operasi dengan menyesuaikan parameter penambangan untuk efisiensi maksimum dan profitabilitas.

Selain itu, AI juga memperkuat keamanan dengan mengidentifikasi transaksi yang mencurigakan dan mencegah penipuan, meningkatkan perlindungan untuk dompet perangkat keras dan sistem terdesentralisasi.

Baca juga: 4 Contoh Marketing Plan Makanan Target Ibu Rumah Tangga, Dijamin Tingkatkan Penjualan

Potensi Penyalahgunaan AI dalam Cryptocurrency

Namun, penggunaan AI dalam cryptocurrency juga memiliki potensi penyalahgunaan. Misalnya, bot bertenaga AI dapat menciptakan sensasi atau ketakutan buatan untuk memanipulasi pasar.

Skema pump-and-dump, di mana algoritma AI digunakan untuk menaikkan harga mata uang secara artifisial sebelum menjualnya untuk meraup keuntungan, adalah contoh lain dari penyalahgunaan ini.

Selain itu, bot perdagangan otomatis yang menipu dapat mengeksploitasi kerentanan sistem untuk keuntungan yang tidak sah.

Kasus terkenal termasuk stablecoin algoritmik Luna, yang diluncurkan oleh Do Kwon. Kwon mengklaim bahwa Luna dapat menyesuaikan volume perdagangan dan mengendalikan harga token secara otomatis.

Sayangnya, proyek ini terbukti tidak stabil dan terlalu optimis, menyebabkan kerugian signifikan bagi investor dan akhirnya penangkapan Kwon.

Risiko keamanan terkait sistem AI juga dapat mengancam integritas dan keadilan ekosistem mata uang kripto.

Baca juga: Benarkah Mobil Setir Kiri di Indonesia Merepotkan? Bongkar Mitosnya!

Sejarah dan Evolusi Mata Uang Digital

Sejarah mata uang digital berakar dari pengembangan teknologi kriptografi dan tanda tangan digital yang memungkinkan transaksi online aman. Mata uang digital dapat terbagi menjadi dua kategori utama: terpusat dan terdesentralisasi.

Uang elektronik, misalnya, merupakan bentuk mata uang digital terpusat yang dikelola oleh lembaga keuangan tradisional.

Sebaliknya, mata uang kripto adalah bentuk mata uang digital terdesentralisasi yang dikendalikan oleh konsensus jaringan pengguna.

Baca juga: Ke Vietnam Apakah Perlu Visa untuk Warga Indonesia?

Kemunculan Mata Uang Digital Bank Sentral (CBDC)

Sebagai respons terhadap lingkungan digital yang berkembang pesat, banyak bank sentral sedang mengembangkan versi digital dari mata uang mereka, yang dikenal sebagai CBDC.

CBDC menawarkan keuntungan seperti transfer uang lintas batas yang cepat dan sistem pembayaran instan.

Proyek CBDC terkemuka termasuk e-yuan Tiongkok dan proposal euro digital, yang bertujuan untuk mengintegrasikan teknologi digital ke dalam sistem keuangan nasional.

Baca juga: Tugas dan Tanggung Jawab Big Data Specialist, Lengkap Estimasi Gaji

Regulasi dan Tantangan

Regulasi global untuk cryptocurrency dan CBDC masih dalam tahap pengembangan. Beberapa aturan telah diterapkan untuk memastikan perlindungan konsumen dan mencegah pencucian uang serta pendanaan terorisme.

Misalnya, standar FATF dan KYC diterapkan pada bursa kripto untuk mengidentifikasi pelaku perdagangan.

Negara seperti Swiss telah memperkenalkan regulasi token yang mengklasifikasikan token berdasarkan fungsi mereka, seperti token pembayaran, utilitas, dan aset.

Namun, masalah seperti privasi dan potensi penyalahgunaan tetap menjadi perhatian.

Anonimitas mata uang kripto dapat meningkatkan risiko penipuan dan transaksi ilegal, sementara implementasi CBDC memunculkan kekhawatiran tentang pelacakan transaksi dan kontrol otoritas pusat.

Cryptocurrency dan teknologi blockchain yang mendasarinya telah membawa perubahan signifikan dalam dunia keuangan.

Dengan dukungan AI, mata uang digital ini menawarkan efisiensi, keamanan, dan inovasi baru.

Namun, tantangan terkait penyalahgunaan teknologi dan perlunya regulasi yang tepat harus diperhatikan.

Masa depan cryptocurrency akan bergantung pada bagaimana sektor ini mengatasi masalah ini sambil terus berkembang dan beradaptasi dengan lanskap keuangan global yang dinamis.

Leave a Reply