Wisata  

Darah dan Air Mata: Kisah Pilu di Balik Iki Palek

Tradisi Iki Palek adalah Warisan Leluhur yang Tak Terlupakan

Iki Palek
Ilustrasi Iki Palek (Bpkpenabur.or.id)

Ada dua cara pemotongan, yaitu dengan menggigit jari hingga putus atau menggunakan kapak atau pisau.

Setelah pemotongan selesai, luka diikat dengan daun dan akan mengalami penyembuhan natural yang memakan waktu sekitar satu bulan.

Jika orang tua yang meninggal, dua ruas jari akan dipotong. Sedangkan untuk sanak saudara, hanya satu ruas jari yang dipotong.

Meskipun prosesi ini sudah mulai dikurangi oleh Suku Dani, masih ada beberapa orang yang menjalani tradisi ini dan memiliki jari yang terpotong.

Baca juga: Kantor Operator Pelabuhan Ferry Batam Center Kosong, Resmi Berganti Operator

Nilai yang Dapat Diambil dari Tradisi Iki Palek

Iki Palek
Ilustrasi Iki Palek (Bpkpenabur.or.id)

Walaupun terdengar ekstrem, tradisi Iki Palek mengajarkan banyak hal positif. Kita belajar untuk menghormati tradisi leluhur dan menunjukkan rasa kebersamaan dalam keluarga.

Kebersamaan ini membuat anggota Suku Dani rela merasakan rasa sakit sebagai simbol kesetiaan dan penghormatan kepada keluarga yang telah meninggal.

Iki Palek bukan sekadar tradisi potong jari yang ekstrem. Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai penting seperti kerukunan, kebersatuan, dan kekuatan dalam keluarga Suku Dani.

Tradisi ini mengingatkan kita akan pentingnya menghormati dan menjalankan warisan leluhur serta menunjukkan solidaritas yang kuat dalam keluarga.

Meskipun praktik ini sudah mulai berkurang, makna mendalam dari tradisi ini tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya Suku Dani di Papua.

Leave a Reply