Kasus Mpox tahun ini menambah dimensi baru pada ketakutan ini, di mana konspirator mengaitkan peningkatan kasus Mpox dengan taktik manipulasi pemilu yang pernah dipakai sebelumnya selama pandemi COVID-19.
Di sisi lain, beberapa media di Rusia dan negara lain telah mengeklaim bahwa Mpox mungkin diciptakan di laboratorium yang dibiayai Amerika Serikat.
Narasi ini mirip dengan teori yang beredar saat pandemi COVID-19.
Rusia menuduh bahwa laboratorium-laboratorium AS di Ukraina dan Afrika bertanggung jawab atas penyebaran patogen yang digunakan sebagai senjata biologis.
Klaim ini belum didukung oleh bukti konkret, tetapi narasi ini telah diterima oleh kelompok-kelompok yang mencurigai keterlibatan elit global dalam permainan geopolitik.
Baca juga: Virtual Reality dalam Pendidikan: Belajar Menjadi Lebih Menarik
Pemilu AS: Manipulasi atau Kebetulan?

Pertarungan politik antara Donald Trump dan Kamala Harris memanas di tengah peningkatan kekhawatiran terhadap Mpox.
Trump sendiri telah menyoroti bagaimana wabah ini dapat menjadi alat untuk mengontrol jalannya pemilu melalui pembatasan sosial dan peningkatan penggunaan surat suara via pos.
Pada tahun 2020, ketika pandemi COVID-19 melanda, pemilihan dengan surat suara meningkat drastis, dan Trump menuduh hal ini sebagai penyebab kecurangan pemilu yang mengakibatkan kekalahannya dari Joe Biden.
Kini, dengan munculnya Mpox, spekulasi bahwa situasi serupa dapat terulang pada Pemilu 2024 semakin berkembang.
Para pendukung Trump telah mempromosikan gerakan “Do Not Comply” sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan kesehatan yang dianggap sebagai sarana manipulasi politik.
Mereka berpendapat bahwa lockdown, mandat vaksin, dan kebijakan lain yang serupa dapat mengurangi transparansi pemilu dan memengaruhi hasil suara.
Keterkaitan Wabah Mpox dan Pemilu AS menyisakan banyak pertanyaan dan spekulasi.
Apakah wabah ini merupakan ancaman nyata yang dirancang untuk menciptakan kekacauan menjelang pemilu, ataukah ini hanya bagian dari strategi propaganda global?