Program Petani Milenial Prabowo hadir sebagai solusi dengan menargetkan anak muda di daerah-daerah seperti Kalimantan, Sumatera, Papua, dan Sulawesi.
“Kita cetak sawah di luar Jawa, di Kalimantan, di Sumatera, di Merauke, di Papua, di Sulawesi. Kita ada optimalisasi lahan rawa dan juga cetak sawah,” tambah Sudaryono.
Baca juga: Kota Malang Dilanda Cuaca Ekstrem: 9 Lokasi Terkena Pohon Tumbang
Bisakah Gaji Besar Menjadi Solusi?

Meski menjanjikan pendapatan besar, Program Petani Milenial Prabowo tidak serta merta menjadi solusi instan.
Tantangan utama adalah mengubah persepsi generasi muda tentang profesi petani yang selama ini dianggap kurang menjanjikan.
Selain itu, kesiapan infrastruktur, akses pasar, dan dukungan pemerintah dalam hal teknologi pertanian juga menjadi faktor penentu keberhasilan program ini.
Namun, program ini setidaknya memberikan harapan baru. Dengan pendapatan yang kompetitif, generasi muda bisa melihat pertanian sebagai profesi yang layak ditekuni.
“Kita latih, kita bina, kemudian kita akses ke bank, kita bantu ekspor,” ujar Sudaryono. Dukungan ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem pertanian yang lebih modern dan berkelanjutan.
Program Petani Milenial Prabowo menawarkan pendapatan hingga Rp 20 juta per bulan sebagai daya tarik bagi generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian.
Meski tantangan regenerasi petani dan penyusutan lahan masih menjadi masalah besar, program ini bisa menjadi langkah awal yang positif.
Dengan dukungan sarana produksi, pelatihan, dan akses permodalan, Program Petani Milenial Prabowo berpotensi mengubah wajah pertanian Indonesia.
Namun, kesuksesannya bergantung pada komitmen semua pihak untuk menciptakan ekosistem pertanian yang lebih inklusif dan modern. Bisakah gaji besar ini benar-benar menjadi solusi? Waktu yang akan menjawab.