Dailynesia.co – Dalam berita terbaru, eFishery, sebuah startup yang bergerak di bidang teknologi perikanan, kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya.
Jumlah karyawan yang diberhentikan mencapai 300 orang, yang menambah daftar panjang PHK sebelumnya. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pekerja dan industri terkait.
Dampak PHK di eFishery
Berdasarkan informasi dari seorang karyawan yang meminta namanya dirahasiakan, “Kurang lebih iya (ada PHK 300 karyawan),” ujarnya pada Kamis (6/2/2025).
Sebelumnya, pada Januari 2025, eFishery juga melakukan PHK terhadap 100 karyawan. Tindakan ini menunjukkan adanya masalah yang lebih besar di dalam perusahaan, dilansir dari Kompas.com.
Serikat Pekerja PT Multidaya Teknologi Nusantara (SPMTN) menanggapi situasi ini dengan mengadakan audiensi dengan Wakil Menteri Tenaga Kerja, Emmanuel Ebenezer, di Kementerian Tenaga Kerja pada 31 Januari 2025.
Audiensi ini menjadi langkah awal untuk mencari solusi atas krisis yang sedang melanda eFishery.
Menurut Sekretaris Jenderal SMPTN, Icad, situasi ini dapat berkembang menjadi gelombang PHK yang lebih besar. “Untuk gelombang pertama ini di Januari ada 100, itu karyawan mayoritas kontrak.
Dan ya, kita dengar kabar Februari ini akan ada yang lebih besar lagi gelombang-nya, yang mengarah ke penutupan perusahaan,” ungkap Icad di Kantor Kemenaker.
Baca juga: Regulasi Baru: ASN Jateng Dilarang Menggunakan LPG 3 Kg Subsidi
Tantangan yang Dihadapi eFishery
PHK yang terjadi di eFishery tidak hanya berdampak pada karyawan yang kehilangan pekerjaan, tetapi juga pada ekosistem industri perikanan yang lebih luas.
Dengan semakin banyaknya karyawan yang diberhentikan, kemampuan perusahaan untuk beroperasi secara optimal menjadi terancam. Hal ini dapat menimbulkan dampak negatif bagi mitra bisnis dan pelanggan.