Roh yang merasuki tubuh mereka akan “dilepaskan”, dan pelaku akan kembali ke jati diri mereka.
Baca juga: Indonesia Masih Dagang ke Israel, Nilai Ekspor Naik 21% di Bulan Juli 2024
Kepercayaan dan Roh dalam Tradisi Ngurek

Ritual Ngurek erat kaitannya dengan kepercayaan akan keberadaan roh leluhur dan Ida Bhatara beserta para Rerencangan (prajurit beliau).
Selama pelaksanaan upacara, dilakukan ritual untuk mengundang roh-roh tersebut agar berkenan memasuki tubuh orang-orang yang telah ditunjuk.
Hal ini dianggap sebagai tanda bahwa roh-roh yang diundang telah hadir di sekitar mereka dan menyetujui persembahan yang disajikan.
Dalam kepercayaan masyarakat Bali, roh-roh ini memiliki peran penting dalam melindungi para pelaku Ngurek.
Mereka diyakini menjaga tubuh pelaku agar kebal terhadap luka akibat senjata tajam.
Inilah sebabnya, meskipun keris atau senjata lain ditancapkan dengan keras, tubuh pelaku tidak berdarah atau terluka.
Tradisi Ngurek bukan sekadar ritual ekstrem, melainkan simbol pengabdian mendalam masyarakat Hindu Bali kepada Sang Hyang Widhi Wasa.
Ritual ini menunjukkan bagaimana kepercayaan dan spiritualitas dapat mendorong seseorang untuk melakukan hal-hal yang di luar batas normal.
Dengan mengikuti tahapan yang telah ditentukan dan kehadiran roh leluhur yang dipercaya, tradisi Ngurek tetap menjadi salah satu ritual yang paling sakral dan penuh makna di Bali.
Bagi masyarakat Bali, tradisi ini adalah wujud nyata dari kekuatan spiritual dan keyakinan yang mendalam.