Perilaku ini menunjukkan bahwa belanja impulsif memiliki akar budaya yang mengakar dalam masyarakat.
Baca juga: Politikus Paling Tak Dipercaya di Indonesia Menurut Survei Ipsos: Fakta atau Kenyataan Pahit?
Cara Menghentikan Belanja Impulsif
Kebiasaan belanja impulsif ini bisa diatasi dengan langkah-langkah tepat. Berikut ini adalah tiga cara yang bisa kamu coba untuk menghentikan belanja impulsif dalam rangka menjalani “No Buy Challenge”:
Menormalisasi Hal yang Biasa Saja
Salah satu cara mengatasi belanja impulsif adalah dengan menormalisasikan hal-hal yang biasa saja atau tidak trending, No Buy Challenge . “Cara biar tidak impulsif adalah dengan menormalisasikan hal-hal yang tidak estetik,” kata Cynthia.
Konsep estetik sering digunakan dalam pemasaran untuk menarik konsumen secara visual, sehingga banyak orang merasa terdorong membeli barang hanya karena tampilannya menarik, meskipun barang tersebut tidak dibutuhkan.
Dengan menormalisasikan hal-hal yang sederhana, kita bisa lebih menyadari bahwa kebutuhan tidak selalu harus mengikuti tren.
Baca juga: Lika Liku Kehidupan Guru Erlina Siahaan, Penulis Inspiratif Bagi Murid
Memaksimalkan Apa yang Sudah Dimiliki
Menurut Cynthia, masyarakat sering kali merasa bahwa apa yang sudah dimiliki masih kurang. “Misalnya kalau kulit sudah glowing, itu masih kurang karena kulit harus glass skin. Atau kalau barang sudah estetik, itu masih kurang karena belum trending,” jelasnya.