Menurut Rahma, daerah pesisir, terutama yang memiliki lapisan tanah pasir jenuh air, sangat rentan terhadap likuifaksi.
Ahli geologi dari ITB, Imam Achmad Sadisun, menjelaskan likuifaksi biasanya terjadi pada gempa dengan magnitudo di atas 5 dan kedalaman dangkal, yang bisa menyebabkan tanah di bawah permukaan berubah menjadi lumpur.
Hal ini memperparah situasi saat gempa besar terjadi, karena bangunan dan infrastruktur di atasnya bisa amblas ke dalam tanah.
Oleh karena itu, masyarakat di daerah pesisir perlu meningkatkan kewaspadaan dan memahami potensi bahaya ini.
Baca juga: Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Mau Jual Sumur Idle Nganggur RI Ke Investor Asing
Pentingnya Meningkatkan Kapasitas Adaptasi Masyarakat
Untuk mengurangi dampak dari ancaman megathrust, Nuraini Rahma Hanifa menegaskan pentingnya meningkatkan kapasitas adaptasi masyarakat.
Risiko bencana tidak hanya dipengaruhi oleh bahaya alam, tetapi juga oleh kerentanan masyarakat terhadap bencana tersebut.
Masyarakat yang tidak siap dan tidak memiliki kapasitas adaptasi yang cukup akan menghadapi risiko yang lebih besar.
“Megathrust bukanlah sesuatu yang bisa dihindari, tetapi kita bisa hidup berdampingan dengan ancaman ini melalui mitigasi yang tepat dan peningkatan kapasitas adaptasi,” ujarnya.
Penting bagi semua pihak untuk tidak hanya memonitor potensi gempa, tetapi juga mempersiapkan langkah-langkah mitigasi bencana.
Kabar dari Pakar BRIN Peringatkan Bahaya Megathrust ini harus menjadi perhatian serius, mengingat dampak yang diakibatkan bisa mencapai skala bencana besar.