Sebagian besar gempa merusak bersumber dari sesar aktif, dengan beberapa di antaranya berasal dari zona penunjaman, terutama zona intraslab.
Data menunjukkan bahwa sumber gempa bumi merusak dari zona intraslab terjadi pada beberapa tanggal, antara lain 3 Januari 2024 di Lebak Banten, 23 Maret 2024 di Bengkulu Selatan, dan 27 April 2024 di Jawa Barat.
Magnitudo dari gempa tersebut berkisar antara M 5,3 hingga M 6,2. Provinsi Jawa Barat mencatatkan jumlah kejadian terbanyak, yaitu 8 dari 31 kejadian, dan sebagian besar bersumber dari sesar aktif di darat.
Menariknya, terjadi gempa bumi merusak di Pulau Bawean pada 22 Maret 2024 dengan magnitudo 6,5, yang bersumber dari sesar Pola Meratus, yang selama ini dianggap tidak aktif. Terdapat juga tiga kejadian di Pulau Kalimantan, dengan magnitudo berkisar antara M 4,2 hingga M 5,6.
Baca juga: Penerima Diskon Listrik 50 Persen Siapa Saja? Ini Kategori Pelanggannya
Pentingnya Data untuk Mitigasi Bencana
Supartoyo menekankan pentingnya perhatian terhadap kejadian gempa bumi merusak yang tidak bersumber dari zona sesar utama tetapi dari tear fault atau sesar antitetik.