Pada malam pergantian tahun baru 2025, seorang turis China jadi korban pemerkosaan tukang ojek Bali berinisial JT menjadi korban di kawasan Pecatu, Bali.
Pelaku, seorang tukang ojek, membawa JT ke lokasi sepi di Jalan Batu Kandik, alih-alih mengantar korban kembali ke vila. Tidak hanya diperkosa, JT juga kehilangan gelang berlian senilai Rp 81 juta.
Polisi telah mengumpulkan bukti berupa rekaman CCTV yang memperlihatkan pelaku membonceng JT. Saat ini, investigasi terus berlangsung, namun kasus ini telah menciptakan trauma mendalam bagi korban dan memicu kecaman luas dari berbagai pihak.
Baca juga: Patrick Kluivert Pengganti STY? Intip Rekam Jejak Eks Timnas Belanda Sebagai Pelatih
Keamanan Wisatawan di Bali Mulai Diragukan
Bali telah lama menjadi andalan Indonesia dalam mendatangkan devisa dari sektor pariwisata. Namun, insiden seperti ini menimbulkan pertanyaan mendasar tentang keamanan wisatawan.
Bagaimana kasus kekerasan seksual dapat terjadi di destinasi wisata berkelas dunia? Apakah ada kelalaian dalam pengawasan atau penegakan hukum?
Kasus ini membuka mata akan pentingnya pengawasan ketat terhadap aktivitas para pekerja lokal, seperti pengemudi ojek, yang sering berinteraksi langsung dengan wisatawan. Tanpa mekanisme pengawasan dan regulasi yang jelas, potensi kejadian serupa akan tetap ada.