Dailynesia.co – Israel minta bantuan Palestina! Hal ini dilaporkan bahwa Israel meminta Otoritas Palestina (PA) untuk membantu mengoperasikan penyeberangan Rafah di Gaza secara diam-diam. Permintaan ini muncul karena ancaman Mesir yang akan menghentikan pengangkutan bantuan jika Israel terus menggempur wilayah tersebut.
Informasi ini dilaporkan oleh empat sumber pejabat senior dari Israel, Amerika Serikat, dan PA, menurut laporan Axios, seperti dilansir dari CNN INDONESIA
Israel minta bantuan Palestina ini datang sebagai respons terhadap tindakan Mesir yang menghentikan pengiriman bantuan melalui penyeberangan Kerem Shalom.
Mesir juga berjanji untuk menunda bantuan sampai pasukan Israel menarik diri dari Rafah, yang berbatasan langsung dengan Mesir dan dikendalikan oleh pemerintahan Ebrahim El Sisi.
Peringatan Mesir Sudah Lama, Kenapa Israel Minta Bantuan Palestina?
Mesir telah lama memperingatkan Israel agar tidak bergerak ke Rafah karena hal ini bisa memicu perpindahan penduduk atau pengungsi ke negara tersebut. Namun, Israel terus membombardir Rafah, mengklaim bahwa wilayah tersebut merupakan benteng terakhir Hamas.
Dalam upaya mencari solusi, Menteri Keamanan Israel Yoav Gallant berbicara via telepon dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Minggu.
Gallant menegaskan bahwa Israel minta bantuan Israel terhadap banyak solusi terkait penyeberangan Rafah, kecuali kembalinya Hamas. Pemerintah Israel sedang berupaya agar kepemimpinan Palestina yang tidak terkait Hamas dapat membantu mengelola penyeberangan ini.
Namun, para pejabat menggarisbawahi bahwa jika PA mengambil alih penyeberangan Rafah, mereka harus melakukannya sebagai komite bantuan lokal, bukan sebagai perpanjangan tangan dari PA.
Permintaan Israel ini, jika dipenuhi, akan menjadi undangan pertama Israel kepada Otoritas Palestina untuk bergabung atau memfasilitasi isu-isu yang berkaitan dengan perang.
Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas dikabarkan marah dengan permintaan Israel. Abbas menegaskan bahwa PA tidak akan setuju memenuhi permintaan tersebut secara sembunyi-sembunyi.
Para pejabat kepresidenan Palestina juga dilaporkan menuntut Israel untuk melepaskan pendapatan pajak Palestina yang ditahan oleh Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich.
Permintaan Israel ini muncul di tengah agresi militer yang telah berlangsung sejak Oktober 2023. Agresi ini telah menyebabkan hampir 35.000 orang Palestina tewas. Meskipun permintaan ini berpotensi membuka jalan bagi kerja sama baru antara Israel dan PA, tantangan dan ketegangan yang ada membuat situasi ini sangat kompleks.
Secara keseluruhan, Israel minta bantuan Palestina kepada PA untuk mengelola penyeberangan Rafah menunjukkan dinamika politik dan militer yang rumit di wilayah tersebut.
Israel tampaknya mencari cara untuk meredakan ketegangan dengan Mesir dan menjaga aliran bantuan kemanusiaan sambil terus berusaha menekan Hamas. Namun, reaksi keras dari pihak PA menunjukkan bahwa mencapai kesepakatan bukanlah hal yang mudah.
Keputusan Israel minta bantuan Palestina dari PA mungkin mencerminkan pengakuan bahwa solusi yang melibatkan partisipasi Palestina bisa lebih diterima oleh Mesir dan komunitas internasional.
Namun, kesediaan PA untuk terlibat dalam pengelolaan penyeberangan Rafah akan sangat bergantung pada konsesi yang bersedia diberikan oleh Israel, termasuk pelepasan pendapatan pajak yang selama ini ditahan.
Dalam konteks yang lebih luas, situasi ini menggambarkan kompleksitas hubungan antara Israel, PA, dan Mesir, serta tantangan yang dihadapi dalam mencari solusi yang dapat diterima semua pihak.
Meski terdapat peluang karena Israel minta bantuan Palestina untuk kerja sama yang lebih besar, sejarah konflik dan ketidakpercayaan yang mendalam membuat setiap langkah maju penuh dengan risiko dan ketidakpastian.