Dailynesia.co – Kasus penipuan yang melibatkan oknum ASN dan komplotan penipu pegawai KPK gadungan kembali mencuat.
Polisi berhasil menangkap tiga tersangka yang diduga memalsukan dokumen resmi KPK untuk memeras mantan Bupati Rote Ndao, Leonard Haning.
Modus operandi yang digunakan terbilang canggih, termasuk memanfaatkan teknologi digital untuk membuat dokumen palsu. Berikut ulasan lengkapnya.
ASN dan Komplotan Penipu Pegawai KPK Gadungan Ditangkap: Kronologi Penangkapan

Ketiga tersangka, masing-masing berinisial FFF (50), AA (40), dan JFH (47), ditangkap pada Rabu, 5 Februari 2025.
FFF merupakan ASN di Dinas Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), sementara AA dan JFH mengaku sebagai penyidik KPK.
Mereka ditangkap di dua lokasi berbeda, yaitu Oasis Hotel, Senen, Jakarta Pusat, dan Golden Boutique Hotel Kemayoran.
Menurut Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat AKBP Muhammad Firdaus, ketiganya membuat sprindik dan surat pemanggilan palsu yang ditujukan kepada Leonard Haning.
Dokumen tersebut diklaim terkait dugaan korupsi dana Silpa senilai Rp20 miliar selama Haning menjabat sebagai Bupati Rote Ndao.
Modus Operandi ASN & Komplotan Penipu Pegawai KPK Gadungan
Modus operandi yang digunakan oleh ketiga tersangka terbilang sistematis. FFF, sebagai ASN, bertugas menyiapkan dokumen-dokumen terkait dugaan korupsi dana Silpa.
Sementara itu, AA membuat profil WhatsApp palsu yang mengatasnamakan Ketua KPK Setyo Budiyanto.
AA juga yang mengirimkan sprindik dan surat panggilan palsu kepada Leonard Haning dan orang-orang dekatnya.