Dailynesia.co – Dalam beberapa tahun terakhir, Isu Gempa Megathrust Indonesia telah menjadi pembicaraan hangat di kalangan masyarakat dan media.
Kekhawatiran tentang potensi bencana besar yang dapat terjadi di wilayah Nusantara ini memicu perdebatan dan spekulasi yang meluas.
Namun, di balik segala kehebohan tersebut, penting untuk memahami fakta-fakta ilmiah mengenai isu ini.
Baca juga: Tarif Tol Ciawi Sukabumi Seksi I Mulai Berlaku 7 Agustus 2024 dan Ini Manfaatnya
Fakta-Fakta Ilmiah di Balik Isu Gempa Megathrust
Isu Gempa Megathrust Indonesia berakar dari kenyataan bahwa Indonesia terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik besar: Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik.
Pertemuan lempeng ini menciptakan zona subduksi yang rawan gempa, termasuk potensi gempa megathrust, yakni gempa besar yang terjadi akibat patahan di zona subduksi. Salah satu wilayah dengan risiko tinggi adalah sepanjang Sumatera hingga Jawa.
Namun, meskipun Isu Gempa Megathrust Indonesia sering muncul di berbagai platform, para ahli geologi menekankan bahwa tidak ada yang bisa memprediksi dengan pasti kapan gempa ini akan terjadi.
Penelitian menunjukkan bahwa siklus gempa megathrust bisa memakan waktu ratusan tahun, sehingga sulit untuk menentukan kapan siklus berikutnya akan terjadi.